Sabtu 14 Jan 2023 19:47 WIB

Bisnis Iklan Memburuk, Twitter Tawarkan Insentif Baru bagi Pengiklan

Bisnis iklan Twitter memburuk sejak diambil alih Elon Musk.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Nora Azizah
Bisnis iklan Twitter memburuk sejak diambil alih Elon Musk.
Foto: Unsplash
Bisnis iklan Twitter memburuk sejak diambil alih Elon Musk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter menawarkan pengiklan insentif baru dalam upaya membuat brand kembali ke platformnya. Sejak pengambilalihan miliader Elon Musk senilai 44 miliar dolar AS, bisnis iklan Twitter kian memburuk.

Oleh karena itu, perusahaan menawarkan ruang iklan gratis dengan mencocokkan pengeluaran iklan hingga 250 ribu dolar AS. Insentif ini merupakan upaya terbaru perusahaan untuk membuat brand berbelanja di platformnya.

Baca Juga

Baru-baru ini, Twitter menawarkan kepada pengiklan 500 ribu dolar AS dalam bentuk iklan gratis selama mereka membelanjakan setidaknya 500 ribu dolar AS. Pembeli iklan mengatakan insentif dapat digunakan untuk membeli tweet yang dipromosikan dan berjalan selama pekan Super Bowl, periode penjualan utama untuk Twitter.

Pengiklan dalam beberapa tahun terakhir telah berbondong-bondong ke Twitter selama Super Bowl untuk menghasilkan desas-desus seputar upaya pemasaran game besar mereka. Super Bowl adalah hari pendapatan terbesar Twitter tahun ini.

Twitter menghadapi tantangan keuangan karena banyak pengiklan yang menghentikan pengeluaran mereka sejak Musk mengakuisisi perusahaan pada akhir Oktober. Pada November Musk mengatakan Twitter telah mengalami penurunan pendapatan yang sangat besar dan kehilangan empat juta dolar AS per hari.

Banyak brand besar termasuk perusahaan farmasi Pfizer Inc., United Airlines Holdings Inc. dan pembuat mobil General Motors Co. dan Volkswagen AG telah menghentikan pengeluaran mereka di Twitter. Menurut analisis data dari firma riset Sensor Tower, lebih dari 75 dari 100 pembelanja iklan teratas Twitter dari sebelum pengambilalihan Mr Musk tidak berbelanja di platform tersebut pada pekan yang berakhir 8 Januari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement