Senin 16 Jan 2023 05:07 WIB

Menunggu Kabar Baik dari Sepak Bola Indonesia

Erick Thohir dan La Nyalla Mattalitti maju sebagai calon ketua umum PSSI.

Kiper Timnas Indonesia Nadeo Argawinata (kedua kanan) bersama rekan-rekannya duduk lesu usai kalah dari Timnas Vietnam dalam pertandingan leg 2 babak Semi Final Piala AFF 2022 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Senin (9/1/2023). Indonesia gagal lolos ke babak final usai kalah 0-2 dari Vietnam.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Kiper Timnas Indonesia Nadeo Argawinata (kedua kanan) bersama rekan-rekannya duduk lesu usai kalah dari Timnas Vietnam dalam pertandingan leg 2 babak Semi Final Piala AFF 2022 di Stadion Nasional My Dinh, Hanoi, Vietnam, Senin (9/1/2023). Indonesia gagal lolos ke babak final usai kalah 0-2 dari Vietnam.

oleh: Israr Itah, jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Sepak bola kita membuka tahun 2023 dengan cerita pahit. Timnas Indonesia yang digadang-gadang merebut juara Piala AFF untuk kali pertama sepanjang sejarahnya justru terhenti di semifinal. Setelah membuang sejumlah kesempatan menang pada duel pertama di Jakarta, Asnawi Mangkualam dkk takluk di kandang Vietnam 0-2.

Baca Juga

Indonesia tersiungkir. Mimpi itu pupus sudah. Pecinta Garuda harus termangu menunggu tim kesayangannya bisa berprestasi di level minimal Asia Tenggara.

Sebenarnya, "pertanda baik" dari lapangan hijau, utamanya timnas, mulai muncul. Namun Tragedi Kanjuruhan membuat semuanya berantakan. Ketidakcakapan tata kelola sepak bola oleh PSSI, terkuak. Liga 1 berhenti di tengah jalan. Padahal bermain di kompetisi yang teratur, terjadwal pasti, dan sehat, dibutuhkan agar muncul pemain dengan kapasitas mumpuni untuk membela timnas.

Dengan keterbatasan ini, pelatih Shin Tae-yong mengandalkan penuh training camp dan try out untuk membentuk tim. Ia juga mendorong terus penambahan kekuatan tim lewat jalur naturalisasi. Langkah yang didukung penuh oleh Mochamad Iriawan sebagai ketua umum PSSI.

Namun, mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Salah satu pemain yang baru dinaturalisasi, Sandy Walsh, tak bisa membela Indonesia pada ajang Piala AFF 2022. Sang bek tidak mendapat izin dari klubnya, KV Mechelen (Belgia), karena Piala AFF 2022 tak masuk dalam kalender FIFA. Hanya Jordi Amat, bek lainnya yang bersamaan dengan Sandy mendapatkan kewarganegaraan Indonesia, yang bisa bermain. Sebab, Jordi merumput di Liga Malaysia.

Kendala serupa dialami Elkan Baggott. Timnya, Gillingham, juga enggan melepasnya membela Indonesia. Alhasil, lini belakang Indonesia tidak dalam kekuatan penuh sepanjang Piala AFF 2022. Makin suram karena lini depan Indonesia, yang mayoritas diisi para pemain yang merumput di liga lokal, juga melempem.

Training camp dan try out tak membuat mereka klinis. Tak berlebihan juga mengaitkan kelemahan ini dengan kompetisi yang terhenti akibat Tragedi Kanjuruhan. Minim menit bermain pada laga kompetisi sebenarnya berpengaruh signifikan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement