REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Perkembangan teknologi selain memberikan dampak positif, juga memberikan dampak negatif. Salah satunya adalah maraknya konten-konten berbahaya di media sosial seperti Facebook, Instagram, TikTok dan lainnya.
Salah satu konten berbahaya terbaru yang menggemparkan adalah remaja yang tiba-tiba menghadang truk di Tangerang, kemudian tertabrak truk hingga tewas. Sebenarnya apa penyebab fenomena konten berbahaya ini marak terjadi dimasyarakat?
Sosiolog, Nia Elvina mengatakan fenomena ini bersumber dari kurangnya filter dari pemerintah kita terhadap tontonan masyarakat kita khususnya remaja dan anak-anak. Sehingga banyak konten berbahaya yang lewat di beranda media sosial dan bisa ditonton oleh anak dan remaja.
Selain itu, menurutnya remaja dan anak-anak, tahap mengimitasi atau menirunya masih amat kental, sehingga mudah terpengaruh oleh konten berbahaya tersebut.
Sementara itu, pada aspek yang lain, internalisasi nilai-nilai yang baik/benar atau yang seharusnya dan tidak seharusnya, belum terjadi pada remaja dan anak-anak. "Makanya penting sekali proteksi pemerintah untuk memfilter konten yang layak bagi remaja dan anak-anak," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (17/1/2023).
Nia yakin pemerintah mampu melakukan hal ini, contohnya kasus implementasi aturan dari pasal penghinaan pejabat negara. "Saya amati amat efektif pengimplementasiannya. Apalagi untuk proteksi remaja dan anak-anak Indonesia, yang nanti akan menjadi pengelola negara selanjutnya," ujarnya.