Selasa 17 Jan 2023 16:05 WIB

Apa Betul Perut Anak Bakal 'Kebal' Setelah Berkali-kali Jajan Sembarangan?

Konon, perut orang Indonesia kuat meski terpapar makanan kotor atau tercemar.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Pelajar melihat contoh jajanan tidak sehat saat roadshow Mobil Pangan dan Gizi Hero (MOGI Hero) di SDN Cipinang Muara 05 Pagi, Jakarta Timur, Kamis (17/3/2022). Jajanan anak sekolah banyak yang minim nilai gizi dan ada pula yang mengandung bahan berbahaya, seperti chiki ngebul.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pelajar melihat contoh jajanan tidak sehat saat roadshow Mobil Pangan dan Gizi Hero (MOGI Hero) di SDN Cipinang Muara 05 Pagi, Jakarta Timur, Kamis (17/3/2022). Jajanan anak sekolah banyak yang minim nilai gizi dan ada pula yang mengandung bahan berbahaya, seperti chiki ngebul.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam percakapan satire sehari-hari, masyarakat kerap menyebut bahwa perut orang Indonesia "kuat". Anak-anak pun dikatakan tak akan mengalami masalah kesehatan setelah berkali-kali terpapar jajanan yang tercemar.

Dari sisi medis, benarkah begitu? Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro Hepatologi Dr dr Muzal Kadim SpA(K) menepis anggapan tersebut.

Baca Juga

"Guyon itu, tidak benar," kata dr Muzal dalam konferensi pers Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara daring, Selasa (17/1/2023).

Dr Muzal mengatakan, sistem pencernaan tidak akan "kebal" hanya karena anak terbiasa mengonsumsi jajanan sembarangan. Faktanya, pada kelompok usia batita, ada makanan tertentu yang tidak bisa diproses dengan baik oleh sistem pencernaannya.

Utamanya, zat-zat berbahaya seperti pengawet dan pewarna yang dapat menyebabkan anak jatuh sakit. "Misalnya, anak tiga tahun kan (makanannya) menyerupai dewasa ya, di bawah usia itu belum dewasa, apalagi ada zat-zat tertentu berbahaya," ujar dia.

Pada umumnya, saluran cerna bisa memilah mana yang bisa diambil dan tidak. Hanya saja, usus kelompok usia di bawah tiga tahun belum optimal dalam proses pencernaan tersebut.

Sistem pencernaan anak akan berkembang seiring usia. Secara bertahap, tubuh anak akan memproduksi enzim-enzim untuk mencerna makanan.

Sistem kekebalan tubuhnya juga berkembang hingga mampu memberikan perlindungan kepada sistem pencernaannya. Di lain sisi, dr Muzal menjelaskan, jika anak terbiasa mengonsumsi makanan yang minim gizi, ada beragam risiko yang mengintai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement