Rabu 18 Jan 2023 07:05 WIB

Ini Dia Keunggulan Kompor Biogas, Sudah Coba?

Biogas diproduksi oleh bahan organik dalam kondisi anaerobik.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Warga menyalakan kompor berbahan bakar biogas yang disuplai dari kandang Kelompok Tani Ternak Sapi Suprah, Desa Karangjambe, Wanadadi, Banjarnegara, Jateng, Kamis (2/9/2021). Sejak tahun 2015, sebanyak 17 keluarga di Desa Karangjambe, Banjarnegara, Jateng, telah memanfaatkan biogas sebagai sumber energi untuk keperluan memasak dan penerangan rumah, yang disalurkan secara gratis dari kandang Kelompok Tani Ternak Sapi Suprah.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Warga menyalakan kompor berbahan bakar biogas yang disuplai dari kandang Kelompok Tani Ternak Sapi Suprah, Desa Karangjambe, Wanadadi, Banjarnegara, Jateng, Kamis (2/9/2021). Sejak tahun 2015, sebanyak 17 keluarga di Desa Karangjambe, Banjarnegara, Jateng, telah memanfaatkan biogas sebagai sumber energi untuk keperluan memasak dan penerangan rumah, yang disalurkan secara gratis dari kandang Kelompok Tani Ternak Sapi Suprah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kompor biogas semakin populer di Indonesia. Kompor biogas merupakan tungku masak alternatif yang menggantikan bahan bakar padat dengan sumber energi yang lebih bersih.

Dilansir Energypedia pada Rabu (18/1/2023), produksi biogas bergantung pada ketersediaan bahan baku biomassa yang cukup, air, dan ruang untuk digester. Biogas diproduksi oleh bahan organik dalam kondisi anaerobik. Biogas terutama terdiri dari metana dan karbon dioksida. Di tingkat rumah tangga, sistem biogas dapat digunakan untuk memproduksi pupuk dan menyediakan energi untuk memasak dan penerangan.

Baca Juga

Kompor dan oven untuk aplikasi biogas mirip dengan peralatan konvensional yang menggunakan bahan bakar gas komersial. Sebagian besar peralatan konvensional ini dapat diadaptasi untuk penggunaan biogas melalui modifikasi pembakar untuk memastikan pembakaran yang tepat dan penggunaan energi yang efisien. Kompor yang menggunakan biogas memiliki katup untuk mencampurkan biogas dengan jumlah oksigen yang tepat, pembakar untuk membakar campuran, dan struktur untuk menahan panci.

Pembakar rumah tangga mengkonsumsi sekitar 200-450 liter biogas per jam. Konsumsi gas untuk memasak per orang berkisar antara 300 hingga 900 liter per hari, konsumsi gas per keluarga dengan lima anggota untuk dua kali makan antara 1.500 hingga 2.400 liter per hari. Dengan 1 kg kotoran sapi di negara tropis hangat dapat dihasilkan sekitar 40 liter biogas.

Bagi pengguna, memasak dengan kompor biogas memiliki beberapa kelebihan. Pertama, kompor biogas memberikan panas instan saat penyalaan, tidak perlu pemanasan awal bahan bakar atau waktu tunggu.

Kedua, pada sebagian besar pembakar biogas, laju aliran dapat diatur untuk menurunkan daya api dari panas tinggi ke panas rendah kecil untuk mendidih. Ketiga, biogas terbakar dengan sangat bersih. Keempat, pembakaran biogas melepaskan lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan jika kotoran dibiarkan di tanah untuk terurai secara alami.

Ketertarikan orang pada sumber energi terbarukan, kini lebih besar dari sebelumnya. Semakin banyak orang yang mencari produksi biogas skala kecil dan besar untuk memecahkan masalah tidak hanya energi, tetapi juga limbah. Biogas akan membantu mengurangi ketergantungan  pada bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas alam. Sementara bakar fosil ini berkontribusi terhadap perubahan iklim, biogas benar-benar mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mencegah pembakaran bahan bakar fosil tambahan, yang merupakan salah satu cara bagus memerangi perubahan iklim global. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement