Rabu 18 Jan 2023 20:27 WIB

Anak Pendek Belum Tentu Stunting, Ini Pembedanya

Pantau tinggi badan anak dengan menggunakan kurva pertumbuhan dari WHO.

Petugas mengukur tinggi badan anak sebelum disuntikan vaksin campak rubella di kawasan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Stunting harus dicegah saat usia anak kurang dari dua tahun.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mengukur tinggi badan anak sebelum disuntikan vaksin campak rubella di kawasan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Stunting harus dicegah saat usia anak kurang dari dua tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu ciri anak yang mengalami stunting ialah perawakannya yang kerdil. Meski begitu, anak pendek belum tentu gagal tumbuh.

Apa pembedanya? Dokter spesialis gizi klinis Raissa Edwina Djuanda menjelaskan ada sejumlah indikator penanda stunting.

Baca Juga

"Anak pendek kalau tingkat intelegensianya baik bisa jadi tidak tinggi karena faktor genetik atau nutrisinya kurang," jelas dr Raissa dalam diskusi media bertema "Mencegah Stunting" di Jakarta, Rabu (18/1/2023).

Anak disebut stunting ketika mengalami kekurangan gizi di 1.000 hari pertama kehidupannya. Kondisi itu berlangsung lama hingga menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

"Orang tua yang mengalami stunting kelak akan melahirkan anak yang juga sama kondisinya," kata dr Raissa yang praktik di RS Pondok Indah-Puri Indah, Jakarta.

Stunting harus dicegah saat usia anak kurang dari dua tahun. Sebab, itu memengaruhi perkembangan otak anak.

"Perkembangan otak anak paling pesat, yakni 80 persen, terjadi dari masa kehamilan hingga usia dua tahun dan prosesnya berlanjut hingga usia 12 tahun," ujar dr Raissa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement