REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kisah seorang ibu viral di sosial media, diunggah langsung di Facebook Aya Cans dan diposting ulang oleh akun Twitter @sbyfess, menunjukkan foto bayi yang masih dibungkus kain bedong.
Postingan tersebut menunjukkan bayi berusia 54 hari dengan beragam kabel alat bantu pernapasan, akibat diberi minuman tradisional oleh pihak keluarga. Alhasil bayi harus meregang nyawa.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengimbau orangtua tidak sembarangan memberikan obat saat anak jatuh sakit. Nadia meminta agar orangtua harus selalu waspada dan cepat membawa buah hatinya ke fasilitas kesehatan terdekat saat sedang sakit, hal tersebut guna meminimalisir risiko yang tidak diinginkan dari pertolongan pertama yang diberikan.
"Dalam kondisi sakit kita selalu menganjurkan dan mengimbau para orangtua untuk ke puskesmas atau rumah sakit atau tenaga kesehatan," kata Nadia saat dihubungi, Rabu (18/1/2023).
Nadia menekankan, dengan membawa ke fasilitas kesehatan, kondisi anak bisa diketahui secara pasti apakah dalam kondisi sakit yang ringan atau sakit yang berat.
Jika orangtua memilih tidak membawa anak ke fasilitas kesehatan dengan alasan biaya, sudah banyak opsi yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). dr Nadia memastikan layanan kesehatan saat ini sudah jauh lebih mudah diakses.
Dikonfirmasi terpisah, Dokter spesialis anak, dr. Kurniawan Satria Denta, menegaskan anak dengan usia di bawah satu tahun tidak diperbolehkan meminum ramuan tradisional untuk meredakan sakit.
"Tidak boleh," tegasnya.
Karena, anak dengan usia tersebut masih berisiko mengalami aspirasi atau gangguan napas, keracunan, intoleransi dan infeksi bila mengonsumsi ramuan tradisonal. Menurutnya, obat paling ampuh untuk pemulihan pada bayi adalah ASI (air susu ibu).
"Obat utama untuk bayi sakit sebenarnya sudah ada secara alami, yaitu ASI," tegasnya.