Kamis 19 Jan 2023 17:28 WIB

Orang Bertubuh Tinggi Dikaitkan dengan Risiko 6 Kanker Ini

Untuk tambahan tinggi badan 5 sentimeter, risiko kanker ginjal bertambah 10 persen.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Tinggi badan dikaitkan dengan risiko 6 jenis kanker ini. (ilustrasi)
Foto: www.pixabay.com
Tinggi badan dikaitkan dengan risiko 6 jenis kanker ini. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah faktor diketahui dapat meningkatkan risiko kanker, seperti pola makan dengan nutrisi tak seimbang dan gaya hidup kurang sehat. Menurut World Cancer Research Fund International, ada faktor lain yang turut berperan yaitu tinggi badan.

Analisis oleh World Cancer Research Fund International itu menyimpulkan ada bukti kuat antara tinggi badan dan risiko enam jenis kanker, yakni kanker ovarium, kanker prostat, kanker pankreas, kanker kolorektal, kanker payudara, dan kanker ginjal. Risiko akan meningkat setiap tambahan lima sentimeter tinggi badan.

Baca Juga

Berdasarkan analisis tersebut, untuk tambahan tinggi badan lima sentimeter, risiko kanker ginjal bertambah 10 persen. Kalkulasi peningkatan risikonya sembilan persen untuk kanker payudara sebelum menopause, dan 11 persen untuk kanker payudara setelah menoapuse. Jenis kanker lainnya yakni kanker ovarium (delapan persen), kanker pankreas (tujuh persen), kanker kolorektal (lima persen), dan kanker prostat (empat persen).

Manajer program sains World Cancer Research Fund International, Susannah Brown, menjelaskan bahwa peningkatan risiko kanker terletak pada proses saat seseorang bertumbuh menjadi lebih tinggi. Pasalnya, tinggi badan seseorang saat dewasa merupakan representasi proses pertumbuhan sejak pembuahan hingga dewasa.

"Proses ini tidak hanya dipengaruhi oleh gen, tetapi juga oleh faktor perkembangan yang dapat dimodifikasi (misalnya faktor pertumbuhan seperti insulin, hormon pertumbuhan, dan hormon seks seperti estrogen) di dalam rahim, dan selama masa kanak-kanak dan masa remaja," kata Brown.

Dia menyoroti, tinggi badan perlu dianggap sebagai penanda atau indikator dari keseluruhan rangkaian peristiwa dan pengalaman hingga dewasa. Mengidentifikasi aspek dari proses tersebut yang memengaruhi risiko kanker merupakan hal yang dianggapnya penting.

Selain dipengaruhi oleh genetika, tinggi badan pun dipengaruhi oleh kualitas nutrisi dan kuantitas makanan yang diasup selama fase pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh lingkungan terhadap tinggi badan terlihat jelas dengan meningkatnya tinggi badan penduduk di banyak negara pada awal abad ke-19.

Brown menyoroti, hal itu mencerminkan peningkatan kebersihan dan gizi selama periode tersebut. Selain itu, anak-anak yang lebih berat untuk tinggi badannya (terutama karena lemak) cenderung tumbuh lebih cepat dan menjadi lebih tinggi (dan lebih gemuk).

Anak-anak juga bisa mencapai tonggak perkembangan lebih awal. Di negara-negara berpenghasilan tinggi, penduduknya cenderung relatif tinggi, namun di sisi lain, tingkat obesitas juga cenderung tinggi. Semua proses itu secara langsung atau tidak langsung merupakan hasil dari nutrisi selama perkembangan, dan perubahan kadar hormon (baik hormon yang berhubungan dengan pertumbuhan atau hormon seks).

"Hormon-hormon ini memengaruhi baik struktur yang terlihat (seperti tinggi badan) dan pertumbuhan dan perilaku sel-sel di dalam tubuh, jadi tampaknya ini adalah bagian dari alasan mengapa orang yang lebih tinggi juga lebih berisiko mengidap keenam jenis kanker," ujar Brown, dikutip dari laman Express, Kamis (19/1/2023).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement