Sabtu 21 Jan 2023 13:41 WIB

Kerja Empat Hari Sepekan Terbukti Kurangi Stres? Begini Faktanya

Keseimbangan kehidupan kerja adalah hal penting yang dicari para pekerja.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
Burnout merupakan sindrom yang diakibatkan oleh stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola (Ilustrasi Stres)
Foto: Pxfuel
Burnout merupakan sindrom yang diakibatkan oleh stres kronis di tempat kerja yang belum berhasil dikelola (Ilustrasi Stres)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Panel ahli World Economic Forum di Davos mengungkapkan bekerja empat hari sepekan dapat meningkatkan produktivitas dan menghindari kejenuhan serta kelelahan. Gagasan mempersingkat jumlah hari kerja telah mendapatkan daya tarik sejak pandemi Covid-19 muncul.

Sebuah studi yang dilakukan oleh kelompok advokasi nirlaba 4 Day Week Global yang melibatkan lusinan perusahaan menunjukkan bekerja empat hari dapat menurunkan stres dan kecemasan. Psikolog di University of Pennsylvania Adam Grant mengatakan bekerja empat hari juga dapat membuat orang berolahraga lebih banyak dan tidur lebih nyenyak.

Baca Juga

Menteri Sosial dan Ketenagakerjaan Belanda Karien van Gennip mengatakan masyarakat saat ini sedang menuju masyarakat yang kelelahan. “Kami sudah melihatnya selama pandemi Covid-19, tetapi itu dimulai sebelumnya. Bisa melalui media sosial dan melalui budaya always-on, yaitu karyawan yang selalu tersedia dan tanggap terhadap tuntutan kerja bahkan di luar jam kerja,” kata Karien.

Salah satu jawaban untuk mengatasi masalah kesehatan mental adalah fleksibilitas. Ini mungkin termasuk memperluas karier agar dapat bekerja lebih sedikit supaya mereka dapat merawat anak mereka atau orang tua yang sudah lanjut usia.

CEO penyedia layanan ketenagakerjaan Randstad NV Sander van’t Noordende mengatakan menawarkan opsi bekerja empat hari sepekan merupakan sebuah keharusan yang dilakukan oleh perusahaan. Dia mengatakan 50 persen orang mengaku mereka bersedia berhenti bekerja jika mereka tidak senang dengan pekerjaan mereka. “Keseimbangan kehidupan kerja adalah hal penting yang dicari orang. Perusahaan perlu meningkatkannya,” ujarnya.

Dikutip Bloomberg, Sabtu (21/1/2023), Karien menambahkan jika orang mendapatkan waktu istirahat lebih banyak, dia akan lebih produktif bekerja. Untuk mencapai hal itu, diperlukan investasi pada orang dan teknologi serta perubahan budaya kerja.

Namun, menurut Sekretaris Jenderal UNI Global Union Christy Hoffman, tidak semua orang menginginkan hari kerja yang lebih sedikit. Beberapa karyawan lebih suka bekerja lima hari dalam sepekan dan libur enam pekan dalam setahun. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement