REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Anak dari Pusat Kesehatan Ibu dan Anak Nasional Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita, Dwinanda Aidina, Selasa (24/1/2023), mengatakan, demam akibat campak akan terjadi dalam waktu tiga sampai empat hari. Kemudian, ruam akan muncul setelah mengalami demam tinggi.
Ia menjelaskan, ruam akan terjadi setelah mengalami demam tinggi. Ruam campak yang khas agak lebar dan agak gatal.
Ia menambahkan, ruam ini bisa bertahan empat sampai lima hari. Kemudian, setelah masuk penyembuhan, yaitu demam turun, bercak akan mulai kecoklatan dan mengelupas.
"Tetapi hati-hati, saat fase ruam ini bisa terjadi komplikasi," ujarnya.
Ia menambahkan, ternyata campak bisa menyebabkan komplikasi, seperti infeksi saluran pernapasan bawah atau pneumonia, kejang, infeksi saluran napas, sesak, diare berat, dan infeksi otak. Bahkan, terdapat kasus virus bertahan di otak dan dalam beberapa tahun kemudian menyebabkan gangguan kerusakan otak yang berkepanjangan.
"Memang cukup berat, jadi jangan dianggap remeh sakit demam dan ruam-ruam saja," katanya.
Lebih lanjut ia menyebutkan, campak disebabkan karena infeksi virus dari keluarga keluarga paramyxovirus. Karena penularannya yang mudah, ia menyontohkan, jika satu anak tertular campak kemudian menularkan ke sekitar maka yang terpapar bisa sekitar 10 orang.
Misalnya, satu orang sakit bisa menularkan ke 10 orang. Dari 10 orang itu kemudian menular ke 10 orang lainnya, begitu seterusnya.
"Jadi memang cukup mudah menyebar. Makanya sekarang sedikit tinggi kasusnya," katanya.