Selasa 24 Jan 2023 18:17 WIB

Penelitian Ungkap Kadar Esensial Amino Anak Stunting Lebih Rendah

Asam amino esensial untuk anak ini banyak terdapat di protein hewani bukan nabati

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pencegahan stunting penting dilakukan sebelum anak lahir. (ilustrasi). Dokter spesialis anak Damayanti Rusli Sjarif mengungkap hasil penelitian di Indonesia bahwa kadar asam amino esensial pada anak yang alami kekerdilan (stunting) ternyata lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami gagal pertumbuhan. Asam amino esensial ini banyak terdapat di protein hewani, bukan protein nabati.
Foto: www.freepik.com
Pencegahan stunting penting dilakukan sebelum anak lahir. (ilustrasi). Dokter spesialis anak Damayanti Rusli Sjarif mengungkap hasil penelitian di Indonesia bahwa kadar asam amino esensial pada anak yang alami kekerdilan (stunting) ternyata lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami gagal pertumbuhan. Asam amino esensial ini banyak terdapat di protein hewani, bukan protein nabati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak Damayanti Rusli Sjarif mengungkap hasil penelitian di Indonesia bahwa kadar asam amino esensial pada anak yang alami kekerdilan (stunting) ternyata lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami gagal pertumbuhan. Asam amino esensial ini banyak terdapat di protein hewani, bukan protein nabati.

"Penelitian di Indonesia menemukan bahwa anak stunting memiliki kadar asam amino esensial lebih rendah dibandingkan anak-anak yang tidak stunting," ujarnya dalam konferensi virtual, Selasa (24/1/2023).

Ole karena itu, ia mengingatkan pentingnya mengkonsumsi asam amino esensial berupa makanan yang mengandung protein hewani. Diantaranya protein hewani adalah berasal dari susu, telur, ikan, ayam, dan sebagainya.

Bahkan, ia menyebutkan ada satu penelitian mengatakan kalau seorang anak mengonsumsi protein hewani lebih dari satu jenis, misalnya tiga jenis dalam satu hari maka risiko stunting menjadi berkurang sekitar 6,1 persen. Menurutnya, ini juga dibuktikan ada 49 negara yang semua angka stuntingnya tinggi ternyata terkait dengan rendahnya kandungan protein hewani dan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) nya. 

"Oleh karena itu, jumlah asam amino esensial harus cukup karena penelitian juga menunjukkan satu saja asam amino esensial berkurang maka bisa menurunkan hormon pertumbuhan 34 persen. Artinya, asam amino esensial bukan hanya lengkap melainkan cukup," katanya.

Terkait  makanan berupa protein nabati seperti kedelai dan kacang-kacangan bisa memenuhi kebutuhan asam amino esensial, ia membantahnya. Ia menyatakan makanan dengan protein nabati memiliki kadar asam amino esensial yang rendah. Ini yang menyebabkan protein nabati tidak bisa dipakai sebagai tumpuan untuk mempertahankan tinggi badan. Karena asam amino esensial di protein nabati ada di batas bawah dibandingkan asam amino esensial protein hewani yang lengkap. 

"Ini yang mendasari kenapa protein yang harus dikonsumsi adalah protein hewani," ujarnya. Kemudian, protein inilah yang dipakai untuk membuat pertumbuhan tulang dan otot mudah terjadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement