Rabu 25 Jan 2023 17:59 WIB

Fungsi Otak Bisa Turun Kalau Keseringan Pilih Duduk-Tiduran daripada Olahraga

Perubahan kecil dalam tingkat aktivitas fisik bisa pengaruhi kinerja otak.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
[Perempuan berolahraga (Ilustrasi). Menurut penelitian terkini, memilih duduk atau tiduran daripada olahraga dapat menurunkan kinerja otak.
Foto: Republika/Prayogi
[Perempuan berolahraga (Ilustrasi). Menurut penelitian terkini, memilih duduk atau tiduran daripada olahraga dapat menurunkan kinerja otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melewatkan olahraga demi duduk atau tiduran dikaitkan dengan sedikit penurunan daya ingat dan kemampuan berpikir. Kesimpulan itu didapat dari hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Epidemiology and Community Health pada Senin (23/1/2023).

"Meskipun perbedaannya kecil, temuan ini menunjukkan bagaimana perubahan kecil dalam tingkat aktivitas fisik dapat memengaruhi kesehatan seseorang, termasuk kesehatan otak," ungkap penulis studi utama, John Mitchell, yang juga seorang peneliti di Institute of Sport, Exercise and Health di Inggris.

Baca Juga

Dilansir laman Today, Rabu (25/1/2023), Mitchell dan rekan-rekannya menggunakan data dari British Cohort Study tahun 1970, sebuah studi berkelanjutan yang melacak kesehatan sekelompok orang yang lahir di Inggris pada 1970. Temuan studi tersebut didasarkan pada data dari hampir 4.500 orang yang ditindaklanjuti sejak 2016 hingga 2018.

Para peserta memberikan informasi tentang kesehatan, latar belakang. dan gaya hidup mereka. Mereka juga diminta memakai pelacak aktivitas setidaknya 10 jam berturut-turut sehari hingga tujuh hari, bahkan saat tidur dan mandi.

Selama penelitian, peserta menjalani serangkaian tes yang menilai kemampuan mereka untuk memproses dan mengingat informasi. Peserta, rata-rata, setiap hari melakukan olahraga sedang atau intens selama 51 menit, sekitar enam jam aktivitas ringan, seperti berjalan lambat, dan sekitar sembilan jam perilaku menetap, seperti duduk atau berbaring. Mereka rata-rata tidur sekitar delapan jam.

"Aktivitas sedang hingga intens dalam penelitian ini dianggap sebagai sesuatu yang membuat jantung berdegup lebih kencang atau membuat seseorang merasa tubuhnya lebih panas," ujar Mitchell.

Setelah menganalisis data aktivitas peserta, para peneliti menemukan mereka yang melewatkan latihan demi delapan menit perilaku menetap mengalami penurunan satu persen hingga dua persen dalam skor kognisi mereka. Para peneliti melihat penurunan serupa dalam kinerja kognitif ketika orang mengganti olahraga berat dengan enam menit aktivitas fisik ringan atau tujuh menit tidur.

Selain itu, mengganti duduk atau berbaring dengan sembilan menit olahraga berat dikaitkan dengan lebih dari satu persen peningkatan skor kognisi. Department of Health and Human Services di AS merekomendasikan orang dewasa untuk melakukan setidaknya 150 menit aktivitas fisik sedang hingga intens setiap pekan ditambah dua hari latihan penguatan otot.

"Hubungan antara lebih banyak olahraga dan kinerja otak yang lebih baik masih belum jelas, tetapi kemungkinan hasil dari cara kerja sistem kardiovaskular tubuh," ujar Aviroop Biswas, asisten profesor epidemiologi dan ilmuwan rekanan di Institute for Work & Health di Toronto, Kanada.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement