REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun, 795 ribu orang di Amerika Serikat (AS) mengalami strok. Dari jumlah tersebut, hampir 610 ribu mengalami kondisi itu untuk pertama kalinya dan 137 ribu meninggal dunia.
Sekitar 87 persen strok di AS adalah stroke= iskemik yang terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat. Dilansir laman Medical News Today, Rabu (25/1/2023), transient ischemic attack (TIA) terjadi ketika gejala mirip strok terjadi selama beberapa menit atau jam dan kemudian menghilang. Sama seperti strok, gejala biasanya muncul secara tiba-tiba.
Jumlah pasti kasus TIA di AS sulit ditentukan karena sifatnya yang sementara dan kurangnya pengawasan standar. Namun, perkiraan menunjukkan bahwa setidaknya 240 ribu orang mengalami TIA setiap tahun di AS.
Penelitian juga menunjukkan, 10 sampai 18 persen dari TIA mengakibatkan strok dalam waktu 90 hari. Sebuah penelitian menemukan 31 persen pasien yang mengalami strok berulang dalam waktu 90 hari sejak TIA pertama tidak mencari pertolongan medis setelah TIA mereka.
Untuk memantau risiko strok dengan lebih baik, Asosiasi Jantung Amerika (AHA) baru-baru ini menerbitkan pernyataan, isinya mendesak mereka yang memiliki gejala TIA untuk mencari penilaian darurat. “TIA adalah strok yang sebenarnya, tapi gejalanya hilang dalam waktu kurang dari satu jam, dan pasien kembali ke fungsi normal,” ujar seorang ahli jantung dan Chief Medical Officer University of Michigan Health-West, dr Ronald Grifka.
Dia mengatakan, gejala itu biasanya sembuh dalam waktu singkat, sering kali sebelum pasien dapat masuk ke unit gawat darurat dan dievaluasi secara menyeluruh. "Karena gejala strok sembuh begitu cepat, banyak pasien merasa dirinya aman, padahal ini salah, dan tidak mencari evaluasi medis,” ujarnya.
TIA adalah penyumbatan sementara aliran darah ke otak. Hampir setengah dari strok pada mereka yang mengikuti TIA terjadi dalam dua hari. Untuk alasan itu, TIA sering digambarkan sebagai serangan peringatan.
Gejalanya meliputi penurunan muka di satu sisi, ketidakmampuan mengangkat kedua lengan dan menahannya di sana karena kelemahan atau mati rasa, bicara cadel atau ketidakmampuan untuk berbicara normal, serta kelumpuhan total pada satu sisi tubuh. Selain itu, ada pula gejala kehilangan penglihatan mendadak, penglihatan kabur, atau penglihatan ganda. Gejala lainnya yaitu vertigo, kebingungan, serta bermasalah dengan keseimbangan dan koordinasi.
“Bahkan, gejala neurologis tunggal dan individu harus dievaluasi secara darurat jika baru dan tiba-tiba muncul,” ujar ahli saraf vaskular UTHealth Houston and Memorial Hermann, dr Amanda Jagoline-Cole. Faktor risiko TIA termasuk riwayat keluarga strok atau berusia 55 tahun atau lebih, memiiki tekanan darah tinggi, diabetes, dan merokok.