REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker serviks menjadi salah satu kanker paling umum yang menyerang wanita. Kondisi ini juga berdampak pada kesuburan wanita dan bisa membuat sulit untuk hamil secara alami.
Dalam wawancara dengan HT Lifestyle, penasihat dan konsultan di Birla Fertility and IVF, dr Vinita Das, mengatakan gejala umumnya di antaranya keputihan, pendarahan setelah hubungan seksual, dan nyeri panggul. Kanker serviks dimulai dari leher rahim seorang wanita yang merupakan ujung bawah rahim yang sempit. Strain tertentu dari human papillomavirus (HPV) dan infeksi menular seksual adalah alasan di balik terjadinya penyakit ini.
Kanker serviks membutuhkan pengobatan ekstensif pada stadium lanjut yang dapat berdampak negatif pada kesuburan. Beberapa metode pengobatan kanker serviks dapat mengurangi peluang untuk hamil.
Jika penyakit ini tidak terdiagnosis sejak dini, kemungkinan besar histerektomi radial akan dilakukan, yang mengarah ke pengangkatan rahim atau rahim. Dalam hal ini, pasien tidak akan dapat mengandung anak di kemudian hari. Hal ini juga berlaku jika indung telur diangkat, karena pasien tidak akan dapat menghasilkan sel telur apapun.
“Sel HPV dapat hidup di lebih banyak area tubuh daripada alat kelamin. Itu terkadang muncul di anus, mulut, dan tenggorokan. Kontak kulit ke kulit, seperti saat seks oral, dapat menularkan virus,” kata dia dikutip dari Hindustan Times, Rabu (25/1/2023).
Selain itu, jika perawatan melibatkan terapi radiasi, indung telur akan terpapar sinar berenergi tinggi yang dapat merusaknya. Ini akan menyebabkan kemandulan karena beberapa sel telur akan dihancurkan sehingga menyebabkan menopause dini.
Selain itu, wanita yang menjalani terapi radiasi menghadapi kemungkinan besar keguguran atau kelahiran prematur karena rahim terpapar radiasi. Oleh karenanya, dokter biasanya menyarankan prosedur berikut:
1. Pembekuan telur
Prosedur ini juga dikenal sebagai kriopreservasi oosit. Sel telur wanita dipanen setelah melakukan proses IVF di mana indung telur distimulasi dengan obat yang disebut gonadotropin dan dilakukan prosedur pengambilan sel telur.
Oosit atau telur yang diperoleh kemudian dibekukan dalam prosedur ini. Hal tersebut bertujuan untuk melestarikan potensi reproduksi pada wanita usia subur.
2. Pembekuan embrio
Ini melibatkan siklus IVF di mana telur yang dipanen dari wanita dibuahi dengan sperma dari pasangan pria. Embrio yang terbentuk kemudian disimpan secara kriopreservasi
3. Pembekuan korteks ovarium
Pembekuan korteks ovarium adalah bentuk pelestarian kesuburan yang eksperimental dan menjanjikan yang melibatkan kriopreservasi bagian korteks ovarium, yang mengandung sel telur. Ini telah semakin banyak digunakan untuk pelestarian kesuburan pada pasien kanker yang lebih muda ketika pembekuan sel telur atau embrio bukanlah pilihan yang tepat.