REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Gizi Marya Haryono mengatakan, Indonesia bisa mewujudkan bebas kekerdilan (stunting) apabila terpenuhinya pemberian nutrisi adekuat selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak, bahkan lebih baik lagi jika selama siklus kehidupan seseorang. Nutrisi adekuat diperlukan sejak awal kehamilan, menyusui, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) hingga anak berusia 2 tahun.
“Nutrisi yang adekuat artinya harus memenuhi seluruh unsur nutrisi, termasuk protein. Jika pemenuhan energi seseorang cukup tetapi jumlah protein tidak memadai, tentu akan mengganggu pembentukan sel-sel yang sehat. Demikian pula bila terjadi defisiensi unsur nutrisi lain. Makanan sumber protein akan menyediakan asam amino bagi tubuh kita,” kata Marya di acara Kalbe, seperti dalam keterangan yang diterima Republika, Kamis (26/1/2023).
Ia menjelaskan, protein dari makanan sehari-hari dapat berasal dari sumber hewani dan nabati. Contoh protein hewani ialah putih telur, ikan, ayam, daging merah, hingga susu. Sedangkan sumber nabati, di antaranya tahu, tempe, maupun kacang-kacangan.
Ia menegaskan, semua sumber protein bermanfaat baik bagi tubuh manusia. Protein hewani membantu pembentukan otot, menjaga massa otot, lebih mudah dicerna.
Kendati demikian, beberapa protein nabati dari soy (kedelai) juga mudah dicerna seperti protein hewani. Tentunya pemenuhan sumber protein ini tetap sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh seseorang agar mencapai kesehatan yang optimal terutama buat anak untuk pertumbuhan dan perkembangan.
“Salah satu alternatif asupan protein adalah susu, dan lebih baik lagi jika susu bernutrisi,” ujarnya.