Kamis 26 Jan 2023 10:03 WIB

Dokter: Indonesia Bebas Stunting Apabila Nutrisi Dipenuhi Selama 1.000 HPK

Nutrisi yang adekuat artinya harus memenuhi seluruh unsur nutrisi, termasuk protein.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Kader PKK mengukur tinggi badan anak di Posyandu, (ilustrasi). Dokter Spesialis Gizi Marya Haryono mengatakan, Indonesia bisa mewujudkan bebas kekerdilan (stunting) apabila terpenuhinya pemberian nutrisi adekuat selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Kader PKK mengukur tinggi badan anak di Posyandu, (ilustrasi). Dokter Spesialis Gizi Marya Haryono mengatakan, Indonesia bisa mewujudkan bebas kekerdilan (stunting) apabila terpenuhinya pemberian nutrisi adekuat selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Gizi Marya Haryono mengatakan, Indonesia bisa mewujudkan bebas kekerdilan (stunting) apabila terpenuhinya pemberian nutrisi adekuat selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak, bahkan lebih baik lagi jika selama siklus kehidupan seseorang. Nutrisi adekuat diperlukan sejak awal kehamilan, menyusui, pemberian makanan pendamping air susu ibu (MPASI) hingga anak berusia 2 tahun.

“Nutrisi yang adekuat artinya harus memenuhi seluruh unsur nutrisi, termasuk protein. Jika pemenuhan energi seseorang cukup tetapi jumlah protein tidak memadai, tentu akan mengganggu pembentukan sel-sel yang sehat. Demikian pula bila terjadi defisiensi unsur nutrisi lain. Makanan sumber protein akan menyediakan asam amino bagi tubuh kita,” kata Marya di acara Kalbe, seperti dalam keterangan yang diterima Republika, Kamis (26/1/2023).

Baca Juga

Ia menjelaskan, protein dari makanan sehari-hari dapat berasal dari sumber hewani dan nabati. Contoh protein hewani ialah putih telur, ikan, ayam, daging merah, hingga susu. Sedangkan sumber nabati, di antaranya tahu, tempe, maupun kacang-kacangan.

Ia menegaskan, semua sumber protein bermanfaat baik bagi tubuh manusia. Protein hewani membantu pembentukan otot, menjaga massa otot, lebih mudah dicerna.

Kendati demikian, beberapa protein nabati dari soy (kedelai) juga mudah dicerna seperti protein hewani. Tentunya pemenuhan sumber protein ini tetap sesuai dengan kebutuhan gizi tubuh seseorang agar mencapai kesehatan yang optimal terutama buat anak untuk pertumbuhan dan perkembangan.

“Salah satu alternatif asupan protein adalah susu, dan lebih baik lagi jika susu bernutrisi,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement