Jumat 27 Jan 2023 04:00 WIB

Lidah Mencong Termasuk Gejala Strok Mini, Tanda Terjadinya Kerusakan Saraf

Lidah akan mencong ke sisi yang berlawanan dengan bagian otak yang rusak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang pria menjulurkan lidahnya (ilustrasi). Tongue deviation yang ditandai dengan lidah menjauh dari garis tengah saat dijulurkan bisa menjadi indikasi kerusakan saraf akibat strok.
Foto: www.freepik.com.
Seorang pria menjulurkan lidahnya (ilustrasi). Tongue deviation yang ditandai dengan lidah menjauh dari garis tengah saat dijulurkan bisa menjadi indikasi kerusakan saraf akibat strok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita strok sebagian mengalami tongue deviation, yakni kondisi ketika lidahnya miring ke satu sisi alias mencong. Gejala ini jarang terlihat di awal serangan strok.

Kebanyakan penderita strok cenderung melaporkan tanda-tanda yang lebih umum, seperti kebingungan dan kelumpuhan. Ulasan di jurnal Biomedical Engineering Online menjelaskan bahwa saat tongue deviation terjadi, lidah akan menjauh dari garis tengah saat dijulurkan.

Baca Juga

Lidah akan mencong ke sisi berlawanan dari bagian otak yang rusak. Kondisi itu bisa menjadi indikasi kerusakan saraf akibat strok.

Gejala tersebut telah diamati pada penderita strok dan serangan iskemik transien (strok mini). Strok mengacu pada terhentinya aliran darah ke otak secara tiba-tiba hingga menyebabkan tungkai menjadi lumpuh.

Tanda-tanda yang paling banyak diketahui adalah bicara cadel dan kesulitan bergerak. Akan tetapi, gejalanya bisa berbeda pada tiap penderita, tergantung pada bagian otak yang terpengaruh.

Ketika strok menyerang bagian otak sebelah kanan, tubuh sebelah kiri yang akan terpengaruh, termasuk wajah, tangan, dan kaki. Sebaliknya, ketika otak sebelah kiri yang terkena strok maka bagian tubuh sebelah kanan yang berisiko mengalami kesulitan bergerak atau kelumpuhan.

Terkadang, saraf yang mengendalikan lidah rusak. Itulah yang dapat menyebabkan perubahan tampilan lidah serta memicu lidah menjadi mencong.

Tongue deviation lazimnya menandakan bahwa korteks motorik di otak rusak. Ini berarti saraf hipoglossus yang mengontrol pergerakan lidah, juga berpotensi terganggu. Jika saraf hipoglossus rusak, gejala tongue deviation yang dialami pasien dapat bertahan lama.

Pada 2014, jurnal Stroke menggambarkan kasus strok seorang pria kulit putih berusia 40 tahun dengan riwayat trombositopenia idiopatik transien, yakni kondisi di mana tubuh tidak memiliki cukup trombosit. Empat hari sebelum masuk ke ruang gawat darurat, pasien itu menyadari tidak bisa menggerakkan lidahnya ke sisi kiri saat mengunyah roti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement