Ahad 29 Jan 2023 19:58 WIB

IPSI Sumbar Minta Pemda Kembangkan Silat Tradisi di Sekolah

Silat tradisi tidak hanya sekadar mempertahankan kebudayaan

Red: Erdy Nasrul
Seorang patandang menampilkan jurus-jurus silat di atas tepung saat Pasanggiri Penca Usik Motekar, yang digelar Tatali bekerjasama dengan Taman Budaya Jawa Barat (Jabar) di Teater Terbuka Taman Budaya Jabar, Dago, Kota Bandung, Ahad (29/1/2023). Acara tersebut diikuti sejumlah perguruan Pencak Silat dengan menampilkan rangkaian jurus dan permainan senjata. Selain itu, setiap patandang atau penampil diuji ketangkasan dengan memainkan jurus di lumpur dan tepung yang licin. Kegiatan tersebut bertujuan agar pencak silat khususnya silat tradisional semakin berkembang dan tetap lestari.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Seorang patandang menampilkan jurus-jurus silat di atas tepung saat Pasanggiri Penca Usik Motekar, yang digelar Tatali bekerjasama dengan Taman Budaya Jawa Barat (Jabar) di Teater Terbuka Taman Budaya Jabar, Dago, Kota Bandung, Ahad (29/1/2023). Acara tersebut diikuti sejumlah perguruan Pencak Silat dengan menampilkan rangkaian jurus dan permainan senjata. Selain itu, setiap patandang atau penampil diuji ketangkasan dengan memainkan jurus di lumpur dan tepung yang licin. Kegiatan tersebut bertujuan agar pencak silat khususnya silat tradisional semakin berkembang dan tetap lestari.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIK MALINTANG -- Wakil Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumatera Barat Martias Wanto meminta pemerintah daerah (Pemda) di daerah itu mengembangkan silat tradisi ke sekolah-sekolah guna mempertahankan seni bela diri Minangkabau tersebut.

"Silat prestasi jalurnya ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan KONI ini dibiayai pemerintah. Tapi kadang silat tradisi agak sering terlupakan karena tidak masuk KONI," kata Martias Wanto saat Pelantikan Pengurus IPSI Padang Pariaman di Parik Malintang, Sabtu (28/1/2023).

Ia mengatakan untuk mengembangkan silat tradisi di daerah oleh pemerintah dapat dilakukan melalui bidang kebudayaan sehingga seni bela diri tersebut dapat berkembang.

Pengembangan silat tradisi tidak hanya sekadar mempertahankan kebudayaan, namun seni bela tersebut sebagai cikal bakal silat prestasi.

"Jadi mana yang bagus di silat tradisi maka kita arahkan ke silat prestasi," katanya.

Ia menyampaikan sejauh ini sudah banyak pemerintah daerah yang membuat kegiatan yang mendukung perkembangan silat tradisi namun lebih pada kegiatan pertandingan.

Ia berharap Ketua IPSI Padang Pariaman Dedi Salim yang juga merupakan anggota DPRD setempat dapat membantu mewujudkan pengembangan silat tradisi di sekolah melalui bidang kebudayaan.

Sejalan dengan itu, Dedi Salim mengatakan pihaknya bertekad sama-sama mengembangkan silat tradisi dan prestasi dengan menjalin komunikasi dengan dinas terkait.

Ia menyebutkan saat ini jumlah perguruan silat di Padang Pariaman sekitar 30 silat tradisi dan 13 silat prestasi.

"Itu yang terdaftar, sedangkan yang tidak terdaftar untuk silat tradisi banyak karena setiap nagari mungkin ada penguruan silat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Padang Pariaman M. Fadhly berharap silat tradisi dan prestasi sama-sama berkembang di daerah itu melalui bantuan dari IPSI.

Hal tersebut karena silat dapat membantu generasi muda mengurangi ketergantungan pada teknologi khususnya gawai.

Menurutnya, gawai dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menghilangnya kebudayaan karena generasi muda disibukkan dengan bermain game.

Oleh karena itu ia mendukung IPSI Sumbar memasukkan silat tradisi ke dalam kurikulum di sekolah untuk mempertahankan salah satu kebudayaan Minangkabau, khususnya di Padang Pariaman.

Ia menyampaikan saat ini pihaknya sedang membuat video silat tradisi yang lokasi pengambilan gambarnya di objek wisata sebagai upaya promosi wisata dan silat yang ada di Padang Pariaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement