REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis panduan terbaru mengenai persediaan obat yang perlu dimiliki oleh negara-negara dunia untuk mengantisipasi bencana radiologi, seperti bencana nuklir. Ketersediaan obat-obatan ini dapat membantu negara merespons bencana dan melindungi masyarakat dengan cepat.
"Penting bagi pemerintah untuk memiliki kesiapan dalam melindungi kesehatan masyarakat dan memberikan respons secepatnya di situasi darurat," jelas Acting Assistant Director General WHO Dr Maria Neira, seperti dilansir Fox News, Selasa (31/1/2023).
Rekomendasi ini merupakan pembaruan dari rekomendasi sebelumnya yang telah dirilis pada 2007. Sebagai tambahan, WHO mengatakan rekomendasi lain mungkin akan ditambahkan di masa mendatang.
Salah satu persediaan yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah adalah alat pelindung diri. Selain itu, pemerintah juga dianjurkan untuk memiliki persiapan obat-obatan, seperti tablet kalium iodida, obat antiemetik, agen antidiare, agen dekorporasi, agen alkilasi, dan obat-obatan lain yang dapat membantu menurunkan risiko serta mengobati cedera akibat paparan radiasi.
Bencana radiologi bisa terjadi akibat kedaruratan nuklir, seperti kecelakaan di pembangkit listrik tenaga nuklir. Kondisi lain yang juga dapat memicu bencana radiologi bagi dunia adalah peledakan bom nuklir yang disengaja di negara-negara berkonflik.