Rabu 01 Feb 2023 18:25 WIB

Benarkah Main Gim Berimbas pada Kesehatan Mental? Ini Faktanya Berdasarkan Hasil Studi

Orang tua bisa mengurangi kecemasannya terkait hobi anak bermain gim.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Benarkah anak bermain gim berimbas pada kesehatan mental? (ilustrasi)
Foto: Republika.co.id
Benarkah anak bermain gim berimbas pada kesehatan mental? (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang tua mungkin khawatir jika buah hati gemar bermain gim berjam-jam setiap hari. Kini, orang tua bisa mengurangi kecemasannya sebab bermain gim rupanya tidak mengarah pada masalah kesehatan mental pada mayoritas remaja.

Hal itu diungkap dalam The OxWell Student Survey, salah satu studi sekolah terbesar tentang kesehatan dan kesejahteraan remaja di Inggris. Survei itu melibatkan lebih dari 12 ribu siswa sekolah menengah (12-18 tahun), tentang seberapa intens mereka bermain gim.

Baca Juga

Hampir sepertiga siswa main gim selama tiga setengah jam setiap hari dari perangkat elektronik. Sementara, seperlima tidak bermain gim sama sekali. Hasilnya, sebagian besar pemain gim tidak merasakan efek negatif apa pun terkait kesehatan. Bahkan, 44 persen gamer berat melaporkan kesejahteraan yang lebih tinggi daripada siswa yang jarang bermain gim atau tidak bermain sama sekali.

"Temuan ini menunjukkan, daripada mengkhawatirkan waktu yang dihabiskan anak untuk bermain video game, kita harus mengeksplorasi peluang video game sebagai alat potensial untuk menemukan cara yang lebih terjangkau, kreatif, dan mengurangi stigma untuk membantu remaja yang mengalami kesulitan emosional dan perilaku," kata penulis utama studi, Simona Skripkauskait.

Penulis studi lain, Mina Fazel, menyoroti sisi lain dari penelitian tersebut. Fazel yang merupakan profesor psikiatri remaja mengatakan, ada subkelompok remaja pada studi yang cenderung menunjukkan tanda-tanda tertentu. Satu dari 12 gamer berat melaporkan kehilangan kendali atas masalah kesehatannya.

Peserta studi yang melaporkan ini cenderung berjenis kelamin perempuan dan bermain gim dari ponsel. Namun, mereka pun rata-rata punya riwayat jadi korban pelecehan atau pernah punya gangguan kecemasan dan perilaku agresif di masa silam.

Fazel menggarisbawahi, itu menandakan orang yang memiliki masalah kesehatan mental bisa beralih ke gim sebagai cara untuk mengatasinya. "Temuan studi dapat membantu kami mengidentifikasi orang-orang ini dengan lebih baik," ujarnya, dikutip dari laman Mirror, Rabu (1/2/2023).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement