REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren hijab terus berkembang setiap tahunnya. Salah satu jenis hijab yang masih banyak diminati adalah hijab monogram. Desain hijab monogram memiliki ciri khas berupa tulisan atau logo dari jenama hijab tersebut.
"Hijab monogram yang kami produksi, ada hijab dengan signature Jenytjahyawati banyak dinikmati," ujar desainer modest fashion, Jeny Tjahyawati kepada Republika.co.id, Kamis (2/2/2023).
Hijab ini diminati karena pelanggan yang fanatik dengan merek tertentu, merupakan suatu kebanggaan dan menambah percaya diri si pemakainya. Hijab jenis ini bisa dipakai di berbagai acara termasuk acara resmi dan santai.
Untuk tren hijab yang banyak diminati saat ini adalah hijab segi empat, segitiga, pasmina biasa, dan pasmina oval. Salah satu hijab segi empat yang banyak digemari adalah hijab segi empat dengan magnet.
"Untuk warna dan motif saat ini yang paling banyak di gemari adalah warna-warna soft dan motif yang elegan," ujarnya.
Jeny sendiri menjual hijab berkisar Rp 250 ribu sampai Rp 350 ribu per item. Menurut Jeny, penjualan hijab termasuk hijab monogram mencapai 70 persen dari total omzet seluruh penjualan produk Jeny baik hijab maupun busana.
"Karena wanita kebutuhan hijab sekali beli bisa minimal 3 helai hijab. Perbandingan 1 baju 3 hijab," kata Jeny yang juga merupakan Founder dan Ketua umum Indonesia Modest Fashion Designer (IMFD).
Jeny mengakui, persaingan bisnis hijab pada saat ini semakin ketat dibandingkan sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan bermunculannya desainer pakaian Muslim yang mengeluarkan jenama hijab terbaru.
Jeny mengungkapkan, salah satu cara bersaing dengan produsen hijab lainnya adalah mengenalkan produk dengan inovasi terbaru yang unik dan menarik bagi target pasaran. Jeny juga menjual produk yang banyak diminati dan sesuai dengan desain terkini, karena produk tersebut cukup laris di pasaran.
Salah satu produk hijab terbaru yang dia desain yaitu jenis hijab magnet. Hijab model ini memudahkan konsumen dalam mengenakannya. "Konsumen tidak perlu lagi menggunakan jarum pentul untuk memakainya, tetapi hanya dengan melekatkan magnet yang sudah ada pada hijab tersebut," kata dia.
Jeny mengatakan, dalam berbisnis hijab, tentu ada kendala yang dihadapi, namun tidak terlalu banyak. Menurut dia, bisnis hijab ini tidak memiliki risiko besar.
"Perkembangan hijab sangat luar biasa, desain maupun bentuk produk hijab baru terus berinovasi," ujarnya.
Seperti tahun lalu, ada hijab yang berbahan dasar kain halal. Jeny mengaku sampai saat ini pihaknya masih terus berproses untuk kehalalan kain.
"Kami konsisten dalam menggunakan pewarna, tanpa menggunakan pewarna yang mengandung hewan dan sejenisnya," ujarnya.
Selain itu, inovasi dengan kain atau bahan yang ramah lingkungan juga terus dilakukan. "Tentu saja, bahan hijab yang kami gunakan adalah dari bahan katun yang nyaman digunakan dan ramah lingkungan," ujarnya.
Jeny fokus pada usahanya sejak 2006. Sebelumnya Jeny adalah seorang fashion buyer Esprit dan Lee Cooper. Kini namanya dikenal sebagai salah satu desainer busana Muslim atau modest desainer Tanah Air.