REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apple mengungkapkan hasil laporan keuangannya yang berakhir pada Desember 2022. Menurut hasil laporan, pendapatan Apple 117,2 miliar dolar AS. Jumlah tersebut turun lima persen dari tahun ke tahun dan menandakan penurunan pertama Apple sejak 2019.
Namun, ada beberapa hal baik yang Apple lewati selama masa sulit perusahaan, yaitu rekor pendapatan 20,8 miliar dolar AS dalam bisnis layanannya dan pencapaian lebih dari dua miliar perangkat aktif di basis terpasangnya.
Rekor pendapatan sepanjang masa juga dibuat di pasar seperti Kanada, Indonesia, Meksiko, Spanyol, Turki, dan Vietnam. “Ketika kami semua terus melewati kondisi yang menantang, kami bangga mempunyai jajaran produk dan layanan terbaik kami. Seperti biasa, kami tetap fokus pada jangka panjang dan memimpin dengan nilai yang kami pegang dalam segala hal,” kata CEO Apple Tim Cook dalam sebuah pernyataan, dilansir Engadget, Jumat (3/2/2023).
Cook menyebut ada tiga hal yang memengaruhi pendapatan perusahaan. Yakni, lingkungan ekonomi makro yang menantang, masalah valuta asing, dan kendala pasokan terkait Covid-19 yang menyebabkan penundaan waktu pengiriman model iPhone 14 Pro dan Pro Max.
“Produksi sekarang kembali ke tempat yang kita inginkan," tambahnya.
Penurunan pendapatan Apple sejalan dengan kemerosotan di industri teknologi. Meta baru saja melaporkan pendapatan yang turun empat persen dari tahun sebelumnya dan Alphabet juga melihat perlambatan pertumbuhan kuartal ini. Sedangkan Microsoft melihat pendapatannya naik, meleset dari ekspektasi dan laba turun 12 persen.