Jumat 03 Feb 2023 20:45 WIB

Hati-hati, Ini Kelompok Usia yang Rawan Tertipu Urusan Asmara

Penipu membuat profil palsu di situs kencan dan media sosial.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Natalia Endah Hapsari
 Penipu membuat profil palsu di situs kencan dan media sosial/ilustrasi.
Foto: Pixabay
Penipu membuat profil palsu di situs kencan dan media sosial/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Studi bank TSB di Inggris mengungkapkan orang yang berusia 51 hingga 65 tahun menjadi kelompok yang paling sering terkena penipuan berkedok asmara pada tahun 2022. Jenis penipuan ini melibatkan penipu yang membuat profil palsu di situs kencan dan media sosial.

Setelah bertemu dengan korban lewat internet, dia akan menghabiskan waktu untuk membangun kepercayaan pada korban sebelum meminta uang tunai. Para analis menemukan rata-rata lama waktu antara pembayaran pertama dan terakhir yang dilakukan kepada penipu adalah 53 hari.

Baca Juga

Beberapa pembayaran dalam jangka waktu tertentu menjadi hal biasa dalam penipuan berkedok asmara. Menurut temuan dari TSB, mereka yang berusia 18 hingga 35 tahun dan 36 hingga 50 tahun sama-sama menyumbang 26 persen kasus. Sedangkan mereka yang berusia 51 hingga 65 tahun menyumbang 25 persen kasus dan di atas 65 tahun menyumbang 22 persen kasus.

Namun, bank juga menemukan orang berusia 51 hingga 65 tahun secara kolektif menghabiskan paling banyak uang untuk hubungan mereka dengan menyumbang 46 persen dari kerugian finansial akibat penipuan berkedok asmara.Dalam tiga per lima (60 persen) dari semua kasus penipuan asmara yang dianalisis oleh TSB pada tahun 2022, penipu meminta bantuan keuangan untuk tagihan atau biaya hidup sehari-hari.

Beberapa dari mereka memiliki kebutuhan khusus, seperti membutuhkan bantuan medis, perbaikan rumah atau perawatan mobil. Sementara yang lain meminta uang untuk bertahan hidup. Satu dari enam (21 persen) menyatakan mereka terjebak di luar negeri dan membutuhkan bantuan untuk menghidupi diri saat mencoba mencari jalan pulang.

Hampir satu dari 10 (delapan persen) kasus melibatkan penipuan yang dikirimi uang untuk memesan perjalanan bersama korbannya. Dalam empat persen kasus, penipu menerima pembayaran pemerasan dari korbannya karena telah menerima gambar eksplisit dari mereka atau informasi pribadi telah dibagikan.

Dilansir Independent, Jumat (3/2/2023), cara terbaik untuk melawan penipu jenis ini adalah dengan berbicara dengan teman dan keluarga tentang hubungan yang dijalankan. TSB menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan teman atau anggota keluarga jika hubungan daring mulai melibatkan permintaan uang.

Selain itu, bank juga menekankan pentingnya tidak memberikan informasi pribadi dan sensitif. Penipuan berkedok asmara menyumbang empat persen dari semua jenis penipuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement