REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak April 2022, pemerintah Indonesia sudah menetapkan bahwa standar emisi gas buang untuk diesel harus sesuai emisi gas buang Euro 4. Untuk membuat emisi rendah maka bahan bakarnya juga harus jenis tertentu.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengatakan, B35 dicoba untuk kendaraan Non Euro 4, kendaraan-kendaraan yang dibuat di Indonesia sebelum April 2022. Namun, untuk kendaraan diesel yang dibuat setelah April 2022, maka itu harus memakai bahan bakar tersendiri, atau tidak bisa menggunakan bahan bakar B35.
B35 sudah dilakukan pengujian terhadap kendaraan Non Euro 4. Banyak parameter yang digunakan dalam pengujian, salah satu contohnya, B35 diuji di Dieng dalam keadaan dingin.
Mobil dengan B35 dibiarkan selama lebih dari 20 hari. Saat dinyalakan, mobil masih bisa menyala atau tidak ada masalah.
“Karena kan kalau minyak kelapa itu ditempat dingin membeku kan. Nah, (kalau membeku) itu nggak boleh kalau dipakai bahan bakar,” katanya kepada republika.co.id, dikutip Jumat (3/2/2023).
Pengujian juga dilakukan di Bromo, yang juga memiliki suhu rendah. Kukuh mengatakan, banyak parameter yang diuji sehingga dikatakan bahwa B35 itu bisa digunakan untuk kendaraan-kendaraan yang Non Euro 4.
Namun, kendaraan Euro 4 belum diuji coba menggunakan B35. Kukuh mengatakan ada rencana untuk mengujinya, tetapi pelaksanaan akan dilakukan pemerintah.
“Jadi, kalau Euro 4 itu nggak pakai B35, tapi pakai pertamina dex,” kata Kukuh.
Kukuh mengatakan, mayoritas kendaraan yang ada saat ini dibuat sebelum April 2022, artinya bisa menggunakan B35. Dia memperkirakan jumlahnya sekitar lima juta.
Artinya, mobil-mobil pribadi bermesin diesel bisa memakai B35. Bahan bakar ini tidak spesifik untuk di sektor transportasi atau alat berat saja.
“Kalau semuanya pakai fossil fuels kan mahal itu. Padahal, kita punya CPO (crude palm oil) yang bisa digunakan, nah, dicampur jadi B35. Artinya, 35 itu adalah minyak sawit, yang 65 itu solar. Jadi kita menghemat 35 solar, mengurangi penggunaan fossil fuels 35 persen,” ujar dia.