Senin 06 Feb 2023 04:05 WIB

Investasi Malah Boncos? Ini Penyebabnya

Ada beberapa kesalahan umum yang biasa dilakukan masyarakat dalam berinvestasi.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Kesalahan umum yang biasa dilakukan dalam berinvestasi adalah mengharapkan hasil maksimal dengan risiko minimal dalam waktu singkat/ilustrasi.
Foto: pixabay
Kesalahan umum yang biasa dilakukan dalam berinvestasi adalah mengharapkan hasil maksimal dengan risiko minimal dalam waktu singkat/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Dalam melakukan investasi, ada beberapa kesalahan umum yang biasa dilakukan masyarakat dalam berinvestasi. Apa saja kesalahan itu? Selain itu, bagaimana tip memilih instrumen investasi yang cocok agar tidak tertipu investasi bodong.

Perencana Keuangan OneShildt, Agustina Fitria menjelaskan kesalahan umum yang biasa dilakukan dalam berinvestasi adalah mengharapkan hasil maksimal dengan risiko minimal dalam waktu singkat. "Ini sering menyebabkan terjerumus pada investasi bodong," ujarnya kepada Republika.co.id.

Baca Juga

Kesalahan lainnya adalah memilih instrumen investasi hanya berdasarkan rekomendasi orang, tanpa mempelajari sendiri. Selain itu, masyarakat juga kerap salah berinvestasi karena memakai uang sisa (malah jarang ada sisa), atau menggunakan utang konsumtif.

Bukan hanya itu, wanita yang akrab disapa Fitri ini menambahkan menunda investasi karena berpikir untuk investasi butuh modal besar. Padahal sekarang banyak pilihan investasi mulai Rp 100 ribu saja

 

Tips memilih instrumen investasi

Sebelum memulai investasi, Fitri menyarankan untuk mengecek lebih dulu profil risiko. Pilih yang sesuai dengan kesiapan kita.

"Jika tergoda mencoba investasi berisiko tinggi, tetapkan batas kerugian yang mampu diterima, dan disiplin untuk cut loss," tambah Fitri.

Ia mengatakan investasi menganut prinsip high risk high return. Jadi jika ada penawaran investasi dengan hasil yang tinggi, pasti ada risiko tinggi yang menyertai.

Fitri mengingatkan agar jangan hanya tergiur dengan hasil di masa lalu, karena tidak ada jaminan hasil di masa depan akan sama atau lebih baik .

"Jika ada investasi yg memberikan jaminan hasil investasi yang sangat tinggi, dan mengklaim tidak ada risiko, maka segera jauhi karena bisa dipastikan itu investasi bodong," ujarnya mengingatkan.

Fitur mengatakan di dunia yang sudah sangat mudah akses informasi, sebaiknya cari tau legalitas investasi (bisa ke OJK, BAPPEBTI, dan lainnya sesuai dengan jenis investasinya). "Gunakan akal sehat dalam berinvestasi. Pelajari risiko, bukan hanya potensi untungnya," sarannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement