Senin 06 Feb 2023 23:10 WIB

Kepala BRIN Respons Peneliti Soal Kewajiban Publikasi Jurnal Internasional atau Dipecat

Handoko optimistis para peneliti di BRIN mampu memenuhi kewajiban publikasi itu.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andri Saubani
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. Handoko menerangkan, hasil kerja minimal (HKM) peneliti BRIN adalah ketentuan dari Kemenpan-RB. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. Handoko menerangkan, hasil kerja minimal (HKM) peneliti BRIN adalah ketentuan dari Kemenpan-RB. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, menjelaskan, ketentuan untuk menulis jurnal internasional bagi peneliti merupakan hasil kerja minimal (HKM) yang diberlakukan bagi seluruh pejabat fungsional peneliti di seluruh Indonesia. Ketentuan itu bukan dikeluarkan BRIN, melainkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB).

"Itu bukan kebijakan BRIN, tetapi HKM yang diberlakukan bagi seluruh pejabat fungsional Peneliti di seluruh Indonesia sesuai Permenpan-RB Nomor 34 Tahun 2018 dan Permenpan-RB Nomor 20 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Peneliti," ujar Handoko kepada Republika, Senin (6/2/2023).

Baca Juga

Handoko menjelaskan, HKM tersebut berlaku untuk empat tahun. Jika HKM tidak tercapai, maka peneliti masih diberikan kesempatan pada empat tahun kedua. Pada empat tahun pertama, tidak diberlakukan sanksi. Jika dalam empat tahun kedua tidak juga terpenuhi, maka barulah peneliti itu diberhentikan dari jabatan fungsional peneliti.

"Sesuai Permenpan-RB di atas, HKM ini untuk empat tahun, kalau tidak tercapai masih diberi kesempatan empat tahun kedua, baru setelah itu diberhentikan sebagai Jabatan Fungsional Peneliti," kata dia.