Rabu 08 Feb 2023 18:39 WIB

Giliran Dell PHK Ribuan Karyawan

Upaya pemotongan biaya perusahaan tidak cukup mengatasi masalah Dell.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Perusahaan perangkat keras komputer, Dell dilaporkan berencana memangkas 6.650 pekerjaan, atau sekitar lima persen dari tenaga kerja globalnya.(ilustrasi)
Foto: cbc.ca
Perusahaan perangkat keras komputer, Dell dilaporkan berencana memangkas 6.650 pekerjaan, atau sekitar lima persen dari tenaga kerja globalnya.(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Perusahaan perangkat keras komputer, Dell dilaporkan berencana memangkas 6.650 pekerjaan, atau sekitar lima persen dari tenaga kerja globalnya. Sebuah memo internal dari co-COO Dell, Jeff Clarke menyatakan bahwa langkah-langkah pemotongan biaya perusahaan sebelumnya, seperti pembekuan perekrutan dan pembatasan perjalanan tidak lagi cukup mengatasi masalah internal.

Dalam memo tersebut, Clarke tampaknya membagikan bahwa perusahaan akan bertumbuh lebih kuat karena berhasil mengatasi kemerosotan ekonomi di masa lalu. Selama puncak pandemi Covid-19 pada 2020, Dell memberhentikan sejumlah karyawan yang dirahasiakan untuk "mempersiapkan ketidakpastian" akibat pandemi.

Baca Juga

Laporan baru ini tidak mengungkapkan departemen mana yang paling terpengaruh oleh putaran PHK. "Reorganisasi departemen, bersama dengan pengurangan pekerjaan, dipandang sebagai peluang untuk mendorong efisiensi,” kata juru bicara perusahaan dilansir India Today, Rabu (8/2/2023).

Menyusul pengurangan tersebut, Dell akan memiliki sekitar 39 ribu karyawan lebih sedikit. Menurut pengajuan Maret 2022, hanya ada sekitar sepertiga dari karyawan perusahaan yang berbasis di AS.

Dell mengkonfirmasi PHK ke India Today Tech, tetapi tidak merinci skala pemutusan hubungan kerja. Dell menyatakan perusahaan terus menilai bisnisnya untuk memastikan siap memberikan inovasi, nilai, dan layanan terbaik kepada pelanggan dan mitra. “Hal ini sangat penting karena ketidakpastian ekonomi terus berlanjut,” ujar perwakilan Dell.

Sejak Juni, Dell menghentikan perekrutan eksternal dan mengurangi pengeluaran untuk menavigasi lingkungan global yang menantang. Dell memiliki peluang lebih lanjut untuk mendorong efisiensi melalui reorganisasi departemen, yang mengakibatkan pengurangan anggota tim di seluruh dunia.

“Ini adalah keputusan sulit yang tidak dibuat dengan enteng, dan kami akan mendukung mereka yang terkena dampak saat mereka bertransisi ke kesempatan berikutnya,” kata Dell.

Dell, seperti merek PC lainnya, menghadapi tantangan berat di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Menurut analis pasar Gartner, pengapalan PC global turun 28,5 persen menjadi sekitar 65,3 juta unit pada kuartal keempat 2022. Selama setahun penuh 2022, pengapalan PC mencapai 286,2 juta unit, turun 16,2 persen dari 2021 .

Menurut Gartner, Dell dan HP mengalami penurunan signifikan pada kuartal terakhir karena antisipasi resesi global, inflasi, dan suku bunga yang lebih tinggi. Pengiriman produk Dell turun 37 persen pada kuartal tersebut, dan memegang pangsa pasar PC terbesar ketiga secara global sebesar 16,7 persen.

Sebelumnya pada November 2022, HP mengumumkan bahwa perusahaan memangkas beberapa pekerjaan pada akhir tahun fiskal 2025. Perusahaan berencana memberhentikan 6.000 karyawan, yang berarti sekitar 12 persen dari tenaga kerja globalnya.

Selain Dell dan HP, beberapa perusahaan teknologi lainnya merumahkan karyawan untuk memotong biaya. Pelacak PHK teknologi menunjukkan bahwa Januari 2023 adalah bulan terburuk untuk kehilangan pekerjaan di sektor teknologi dibandingkan dengan gabungan Desember dan November 2022. Sekitar 106.950 karyawan diberhentikan bulan lalu dan pekerja di Microsoft, Google, dan Amazon paling terkena dampaknya.

Dalam sebagian besar kasus PHK, perusahaan teknologi menyalahkan kondisi ekonomi makro, meskipun banyak perusahaan juga mempekerjakan karyawan lintas sektor selama dua tahun pertama pandemi. Apple adalah satu-satunya perusahaan sejauh ini yang menghindari PHK massal untuk memotong biaya. CEO Apple Tim Cook juga mengatakan bahwa PHK adalah pilihan terakhir. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement