REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Retina adalah lapisan jaringan saraf peka cahaya di bagian belakang mata, yang menerima gambar dan mengirimkannya sebagai sinyal listrik ke otak melalui saraf optik. Scan mata dari 46.969 orang menunjukkan bahwa kesenjangan usia retina bisa menjadi indikator kunci untuk risiko strok.
Kesenjangan usia retina adalah perbedaan antara usia seseorang dan usia retina mereka. Untuk penelitian ini, peneliti mengumpulkan data tentang gaya hidup responden, seperti status merokok dan konsumsi alkohol.
Dalam publikasinya di jurnal BMC Medicine, para peneliti mencatat bahwa orang dengan usia retina yang lebih tua memiliki kemungkinan 2,3 kali lebih besar untuk mengalami strok dalam enam tahun ke depan. Bahkan, perbedaan satu tahun antara usia pasien yang sebenarnya dan usia biologis retina dapat meningkatkan risiko strok sebesar lima persen.
"Teknologi canggih ini memungkinkan untuk memprediksi risiko strok bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun sebelumnya, ketika seseorang masih sehat dan bahagia," ujar konsultan dokter mata di Rumah Sakit Singleton, Swansea, Inggris, Gwyn Williams, mengomentari hasil penelitian tersebut, dilansir laman Express, Rabu (8/2/2023).
Tim peneliti mengemukakan kesimpulan mereka, yang menyatakan bahwa kesenjangan usia retina memiliki potensi besar dalam memungkinkan skrining strok yang lebih akurat, mudah diakses, efisien, hemat biaya, dan noninvasif. Namun, ini masih memerlukan lebih banyak penelitian pada populasi yang berbeda untuk mengeksplorasi validitasnya.
Layanan kesehatan nasional (NHS) di Inggris mengatakan bahwa beberapa kondisi dapat membantu memprediksi strok, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Kondisi kesehatan lain yang terkait dengan risiko strok yang lebih besar meliputi kolesterol tinggi, fibrilasi atrium, penyakit pembuluh darah perifer, dan penyakit jantung.