REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr Putri Deva Karimah, Sp.OG mengatakan berkurang hingga hilangnya hasrat seseorang berhubungan intim dan fantasi dengan pasangan dalam waktu lama bisa jadi karena hypoactive sexual desire disorder (HSDD).
Menurut Putri, umumnya, kondisi ini lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria, yakni 8,9 persen pada wanita usia 18-44 tahun dan 12,3 persen pada wanita usia 45-54 tahun.
Putri mengatakan HSDD dapat dipicu adanya masalah psikologis atau mental, seperti trauma, masalah dengan pasangan, faktor sosial seperti wanita pekerja yang sangat sibuk, terutama pada wanita usia menengah.
Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh masalah medis seperti adanya perubahan hormon pada wanita menjelang dan ketika sudah menopause. Penurunan hormon estrogen menyebabkan kurangnya lubrikasi pada vagina dan menyebabkan rasa nyeri ketika berhubungan intim (dispareunia).
Gangguan pada sistem kerja otak, riwayat operasi pada organ reproduksi, serta konsumsi obat-obatan tertentu, juga dapat menjadi faktor pemicu.
Ada juga faktor pemicu HSDD lainnya seperti senyawa organik di otak yang bernama neurotransmiter tidak aktif, yang mengganggu hasrat dan fungsi seksual dan masalah sulit tidur yang menyebabkan seseorang mudah lelah.
Faktor lainnya bisa efek dari beberapa obat seperti obat antidepressant, obat kemoterapi, dan lain-lain, kemudian beberapa penyakit penyerta seperti diabetes, masalah jantung, inflammatory bowel disease (IBD), kanker, dan lain-lain. Kehamilan, persalinan atau sedang menyusui juga dapat menjadi pemicu.
Menurut Putri, orang dengan HSDD tak perlu khawatir karena masalah ini dapat ditangani dengan mengetahui terlebih dahulu penyebabnya.
Cara mengatasi dan menangani kondisi ini memerlukan pendekatan secara medis dan psikologis, serta adanya keinginan dari pihak suami dan istri.
"Jadi, apabila Anda sudah mulai mengalami gejala enggan berhubungan intim dengan pasangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis andrologi dan seksologi, atau dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater," kata dia.