REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekolah Bakti Mulya 400 (BM 400) pada tahun pelajaran 2023/2024 membuka program sekolah berasrama (boarding school). Bakti Mulya 400 (BM 400) Boarding School menerima siswa SMP dan SMA dari seluruh Indonesia. Dengan sistem asrama diharapkan, siswa memperoleh pendidikan holistik, kompetitif, adaptif yang selaras dengan kompetensi abad ke-21.
Paparan program boarding Sekolah BM 400 tersebut dilakukan dalam seminar bertema “Boarding School dan Tantangan Pendidikan di Era Disrupsi”, yang berlangsung di auditorium SMP Bakti Mulya 400, Jakarta, Sabtu (11/2/2023). Seminar diikuti sekitar 200 peserta luring dan 300 peserta daring dari seluruh Indonesia.
Dalam sambutan pengantar, Dr. Sutrisno Muslimin, M.Si., selaku Ketua Pelaksana Harian (KPH) Yayasan Bakti Mulya 400 menyampaikan bahwa pembukaan boarding school dilatarbelakangi oleh tantangan dunia pendidikan yang harus segera ditangani. “Adapun tantangan itu di antaranya, adanya kendala akses wilayah yang jauh, lemahnya penanaman karakter siswa serta kurangnya penguasaan literasi dan numerasi,” ungkap Sutrisno Muslimin.
“Bakti Mulya 400 Boarding School menghadirkan sekolah berasrama yang mengintegrasikan pembelajaran holistik yang menantang. Siswa belajar dalam bimbingan guru melalui rangkaian aktivitas selama 24 jam dengan suasana menyenangkan,” kata Sutrisno Muslimin.
Pada kegiatan tersebut hadir Prof. Dr. Hj. Sylviana Murni, S.H., M.Si, anggota DPD RI sebagai keynote speech. Hadir pula Prof. Dr. H. Komaruddin Hidayat, Ph.D., rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan direktur Pascasarjana UIN Jakarta sebagai pemateri utama (featured speech).
Sylviana Murni menyambut gembira atas acara yang diselenggarakan Sekolah Bakti Mulya 400. Sylviana Murni berharap program sekolah berasrama merupakan salah satu upaya untuk mempersiapkan generasi unggul menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.
Selanjutnya dalam acara tersebut, Komaruddin Hidayat memaparkan bahwa ada persamaan boarding school dan pesantren, yaitu keduanya siswa tinggal di asrama. Namun ada perbedaan signifikan, pesantren punya tradisi religius di bawah asuhan dan pengawasan sosok kiai. Sedangkan boarding school memerlukan pengasuhan yang profesional dan dedicated, serta fasilitas yang memadai.
Komarudin Hidayat menekankan, “Baik pesantren maupun boarding school jika didesain dan dikelola dengan baik dan tepat maka sangat membantu siswa dalam mengembangkan leadership, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual”.
Boarding School Punya Beragam Keunggulan
Pada sesi panelis, yang dipandu oleh presenter dari TV One, Kamaratih Kusuma, menampilkan lima ahli pendidikan. Mereka adalah Euis Tresna, M.Si., Deputy Ketua Pelaksana Harian Bakti Mulya 400; Dwi Agus Yuliantora, Ph.D Director Of School Development Pradita Dirgantara Solo; Bambang Eko Nugroho, M.BA, Managing Director, Insan Cendekia Madani (ICM) Tangerang Selatan; Justin Endramukti, Director President School Yayasan Pendidikan Universitas Presiden Cikarang Bekasi dan Andi Gunawan, M.Si., Head of International Affairs Al Wafi Boarding School Depok.
Para panelis sependapat bahwa boarding school merupakan model pendidikan modern yang memiliki beragam keunggulan bagi siswa. Keunggulan tersebut terlatak kepada kurikulum, pelaksanaan program, fasilitas, serta lingkungan belajar yang dirancang dengan sistematis dan profesional.
Acara seminar selain diisi paparan ahli juga diisi dengan testimoni alumni sekolah boarding. Tampil pada testimoni, di antaranya adalah Septian Hario Seto, Deputy bidang Koordinasi Investasi & Pertambangan Kementrian Marinvest; Kurnia Ramadhan , Ph.D., Ketua Program Studi Teknologi Pangan Universitas Bakrie; Teuku Faris Riandi, M.Si., Commercial Manager PT Pertamina; Hamdan Hamedan , Ph.D., CEO KESAN dan Fathir Fajar Sidiq, candidate Ph.D Newcastle University.
Dari serangkaian acara, pada sesi closing statement, Sutrisno Muslimin menyimpulkan boarding school akan memiliki keunggulan bila ditopang oleh tiga hal. Pertama, fasilitas yang mumpuni dalam penyelenggaraannya. Kedua, kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masa depan anak. Ketiga, pembiasaan dalam mengamalan ilmu agama.
“Ketiga hal tersebut merupakan program pendidikan boarding school yang dilaksanakan di Bakti Mulya 400,” ujar Sutrisno Muslimin.