Ahad 12 Feb 2023 16:19 WIB

Peneliti Ungkap Infeksi Jamur Mengerikan Mirip Serial 'The Last of Us' Mungkin Terjadi

Bisakah perubahan iklim 'menekan' jamur sehingga mampu menginfeksi manusia?

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan dalam serial
Foto: HBO
Salah satu adegan dalam serial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serial terbaru HBO "The Last Of Us" menyita banyak perhatian publik termasuk saintis. Serial ini menceritakan tentang munculnya patogen baru yang menyebar dan menginfeksi manusia, mengubah mereka menjadi zombi dan mengendalikan otak mereka.

Yang kian menarik, penyebab infeksi ini bukan bakteri ataupun virus, namun jamur Cordyceps. Lantas mungkinkah jamur bisa memicu pandemi seperti di serial tersebut?

Baca Juga

Selama ini, jamur tidak menjadi perhatian utama karena para ilmuwan merasa itu tidak seberbahaya virus. Virus bisa menyebar jauh lebih cepat dibandingkan jamur dalam hal menginfeksi manusia.

“Jadi, satu partikel virus bisa menjadi ribuan partikel dalam waktu yang sangat singkat. Selain itu, virus juga memiliki kecenderungan untuk bermutasi,” kata spesialis penyakit menular di Florida International University AS, dr Aileen Maria Marty seperti dilansir NPR, Ahad (12/2/2023).

Kecenderungan untuk bermutasi tersebut berarti virus dapat berubah dan berevolusi lebih cepat dibandingkan jamur. Sementara itu, menurut perkiraan para ilmuwan, jamur bermutasi 10 ribu kali lebih lambat dibandingkan virus.

Marty mengatakan, individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh sehat dapat melawan infeksi jamur sebelum menjadi berbahaya. Namun demikian, jamur juga perlu diwaspadai karena faktanya lebih dari 1,6 juta orang meninggal karena infeksi jamur setiap tahunnya. 

Ada kekhawatiran yang berkembang bahwa kematian ini akan meningkat, sebagian karena perubahan iklim. Setidaknya dalam hal ini, cerita “The Last of Us” bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Dilansir NPR pada Ahad (12/2/2023) sebagian besar jamur hidup di tanah dan tanaman. Karenanya, jamur tidak dapat bertahan hidup pada manusia karena manusia terlalu panas, demikian menurut Laura Goodman yang mempelajari genomik patogen di Cornell University.

Namun seperti yang dijelaskan oleh ilmuwan dalam episode pertama "The Last of Us":

"Saat ini tidak ada alasan bagi jamur untuk berevolusi agar mampu bertahan pada suhu yang lebih tinggi. Tapi bagaimana jika hal itu berubah? Bagaimana jika, misalnya, dunia menjadi sedikit lebih hangat? Nah, sekarang ada alasan bagi jamur untuk berevolusi.”

Dengan kata lain, bisakah perubahan iklim menekan jamur untuk bertahan hidup pada suhu yang lebih tinggi, seperti suhu tubuh manusia, sehingga mereka lebih mampu menginfeksi manusia? 

Ada beberapa bukti bahwa proses ini sudah terjadi, setidaknya pada satu spesies jamur, yaitu Candida auris. Ini adalah spesies yang baru muncul, pertama kali terdeteksi di telinga seorang wanita berusia 70 tahun di Jepang pada 2009, dan telah muncul secara independen di tiga benua.

Goodman mengatakan, spesies jamur ini sangat jahat karena resisten terhadap banyak obat yang manusia miliki. "Tidak hanya itu, jamur ini juga tampaknya memiliki keunggulan yang kuat dalam berubah sedemikian rupa sehingga dapat menyebabkan penyakit pada manusia," kata dia.

Studi menunjukkan, Candida auris dapat bermutasi secepat beberapa virus. Peningkatan suhu di beberapa bagian dunia mungkin telah mendorongnya untuk bertahan hidup pada suhu yang lebih tinggi. Itu mungkin telah membantunya mendapatkan kemampuan untuk menginfeksi manusia.

Saat ini, Candida auris merupakan masalah besar di banyak rumah sakit, termasuk di AS. Tapi ini terutama merupakan risiko bagi orang-orang dengan sistem imun yang terganggu. "Bagi banyak orang, ini mungkin tidak berbahaya,” kata Goodman.

Meskipun tidak ada jamur yang menyebabkan pandemi mematikan pada manusia, jamur telah menyebabkan wabah yang mengerikan pada satwa liar. "Anda hanya perlu melihat kelelawar dengan sindrom white nose atau katak dan salamander dengan jamur chytrid. Jamur ini adalah patogen yang sangat merusak bagi spesies ini, yang pada dasarnya mampu memusnahkan seluruh kelompok satwa liar ini,” kata dia.

Jadi, ternyata, para penulis HBO mendapatkan lebih banyak ilmu pengetahuan yang benar. Tapi yakinlah, hingga kini tidak ada bukti jamur di luar sana bisa menginfeksi otak dan mengendalikan pikiran manusia.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement