Rabu 05 Apr 2023 18:41 WIB

Konten Makan Nyeleneh, Perlukah Latah Mengikuti?

Konten mukbang oleh food vlogger juga seyogianya tak perlu harus diikuti.

Gurita (ilustrasi). Di media sosial, banyak pesohor mencoba makan gurita dalam keadaan hidup. Dalam pandangan Islam, memakan gurita adalah halal, asal dimatikan terlebih dulu.
Foto: www.freepik.com
Gurita (ilustrasi). Di media sosial, banyak pesohor mencoba makan gurita dalam keadaan hidup. Dalam pandangan Islam, memakan gurita adalah halal, asal dimatikan terlebih dulu.

Oleh : Qommarria Rostanti, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Di media sosial (medsos), cukup banyak materi konten bertebaran. Dari mulai konten kecantikan, traveling, parenting, kuliner, hingga prank. Salah satu konten yang laris dan banyak diikuti oleh warganet adalah konten kuliner.

Tak jarang, seusai menyaksikan kreator konten mengulas salah satu makanan atau tempat kuliner, penonton menjadi “ngiler”. Warganet jadi ingin ikut-ikutan memakan apa yang dilahap oleh sang kreator. Pertanyaannya, apakah semua makanan yang diulas oleh kreator konten perlu diikuti? Tentu saja jawabannya tidak.

Warganet harus cerdas memilih konten yang bisa diikuti dan yang tidak. Beberapa konten kuliner yang tak layak diikuti oleh orang beragama Islam di antaranya tren makan kriuk babi serta menyantap gurita dan udang dalam bentuk hidup-hidup.

Pembaca mungkin sudah mengetahui kasus yang menimpa influencer Lina Mukerjee. Karena panganan kriuk babi sedang viral, Lina yang beragama Islam merasa penasaran dengan rasanya. Dia pun dengan sadar memakan kriuk babi dan memvideokannya. Dalam video itu, terlihat Lina mengucap “Bismillah” sebelum menyantapnya.

Dilansir dari unggahan akun @nenk_updatee pada Ahad (26/3/2023), Lina sempat memberikan klarifikasi melalui live streaming di akun Tiktok miliknya. Dia mengakui memang ingin mencoba masakan yang terbuat dari babi.

“Setidaknya aku pengen ngerasain. Namanya pengen ngerasain itu gimana sih? Sebelum aku mati, aku pengen ngerasain babi memang. Kalau dulu kan daging babi enggak sengaja kemakan, nah kriuk babi aku penasaran," kata dia.

Akibat perbuatannya itu, Lina dilaporkan ke Polda Sumatra Selatan karena diduga melakukan penistaan agama setelah membuat konten memakan kriuk kulit babi. Laporan itu dibuat oleh M Syarif Hidayat pada Rabu (15/3/2023).

Menurut Syarif,  perbuatan yang dilakukan Lina membuat resah di masyarakat karena dianggap telah mencampuradukkan agama dalam pembuatan konten tersebut. Dia menilai, perbuatan yang dilakukan Lina sangat tidak terpuji lantaran menyengajakan makan yang haram. Syarif pun berharap agar laporannya cepat diproses.

Sah-sah saja jika tren makan kriuk babi dilakukan oleh mereka yang beragama non-Islam. Bagi Muslim dan Muslimah, masih ada begitu banyak konten positif dan menyenangkan yang bisa dicontoh.

Selain kriuk babi, tren makan nyeleneh lainnya bagi umat Islam yaitu makan gurita dan udang dalam kondisi hidup-hidup. Beberapa artis yang pernah membuat konten makan gurita hidup yakni Ria Ricis, Maudy Ayunda, Boy William, dan Dinda Kirana.

Menyantap gurita hidup mungkin hal lazim bagi orang Korea, namun tidak bagi masyarakat Indonesia. Di Korea Selatan (Korsel), panganan ini begitu terkenal, disebut sebagai sannakji yaitu hidangan gurita jenis Octopus minor atau nakji. Orang Korea percaya, memakan gurita hidup bermanfaat bagi stamina tubuh. Tak heran, gurita hidup banyak disantap oleh atlet Korea yang mengandalkan kekuatan dan konsentrasi tinggi. Biasanya mereka mengonsumsi gurita utuh yang masih hidup.

Namun di banyak restoran Korsel, sannakji disajikan dalam bentuk potongan. Gurita tersebut dimakan dalam kondisi mentah dan diolah saat dia dalam keadaan hidup. Saat disajikan di piring, gurita masih bergerak. Sebelum disantap, biasanya ditaburi minyak wijen dan biji wijen sangrai.

Meskipun diklaim sebagai hidangan sehat, namun ternyata ada bahaya mengintai di balik makan gurita hidup.  Pasalnya gurita memiliki tentakel yang bisa menyedot lidah, gusi, atau tenggorokan. Pemakan gurita hidup berisiko tersedak hingga meninggal dunia.

Hal tersebut dialami oleh seorang wanita Korsel bernama Yoon pada September 2013. Dia meninggal dunia setelah tersedak saat makan gurita hidup-hidup di sebuah motel di Incheon, Seoul. Kabar kematian setelah mengonsumsi makanan nyeleneh tidak hanya dialami Yoon. Ada juga Youtuber asal Jepang, Yola,mati tersedak pada April 2019. Kala itu dia sedang melakukan siaran langsung memakan bola-bola nasi berukuran jumbo.

Pada pertengahan 2019, seorang cam boy berusia 30 tahun dari Anhui, Cina, tewas setelah melahap hewan kelabang, ulat, dan tokek dalam kondisi hidup-hidup dan dibarengi minum alkohol. Kemudian, pada Juni 2020, Wang, seorang food vlogger asal Cina, meninggal dunia di rumah sakit pada usia 30 tahun, setelah merasa pusing dan mati rasa saat menyantap semangkuk besar olahan daging. Berat badan terakhirnya mencapai 100 kilogram, naik 40 kilogram dalam tempo enam bulan. Ada juga Sun Yi Xuan, seorang food vlogger ternama Cina mengembuskan napas terakhir pada Januari 2021. Dia mengalami pendarahan otak mendadak akibat kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat untuk konten videonya.

Di dalam ajaran agama Islam, meskipun suatu makanan dinyatakan halal, bukan berarti bisa disantap sembarangan. Gurita misalnya. Meskipun hewan laut (kecuali yang termasuk kategori buas) pada dasarnya halal, namun sebagai Muslim harus mengikuti tata cara konsumsi yang baik.

Hewan yang hendak dimakan seharusnya “dimatikan” terlebih dulu. Proses mematikannya juga harus sesuai syariat. Setelah mati, baru hewan tersebut bisa diolah dan dimasak.

Konten mukbang oleh food vlogger juga seyogianya tak perlu harus diikuti. Dalam pandangan Islam, makan berlebihan atau yang disebut israf termasuk  yang dilarang. Secara garis besar, kata “israf” memiliki makna melampaui batas atau berlebih-lebihan, biasanya digunakan dalam hal yang berkaitan dengan makanan dan minuman, berinfak, dan membunuh.

Dari sisi medis, saat seseorang mengonsumsi makanan berlebihan, maka makanan yang masuk ke dalam tubuh tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai cadangan tenaga. Bila cadangan ini tidak terpakai, maka akan menjadi penumpukan lemak.

Penumpukan lemak-lemak juga terjadi di sepanjang dinding pembuluh darah, terjadi plak-plak, atheroskelerosis, risiko serangan jantung, kemudian strok karena pembuluh darah menyempit. Berat badan si pemakan pun akan melonjak, dan bukan tidak mungkin menderita obesitas yang menganggu kesehatan. Melihat banyaknya risiko kesehatan dari makanan nyeleneh, masih tertarik untuk latah?

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement