Oleh : Israr Itah, Jurnalis Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, Penggemar Arsenal tengah harap-harap cemas, sementara pendukung Manchester City sedang tersenyum lebar. Alasannya apa lagi kalau bukan angka-angka yang tertera di papan klasemen.
Arsenal yang langsung ngebut sejak awal kompetisi berhasil memuncaki klasemen pada November 2022. Namun keunggulan yang sempat mencapai delapan poin dari City di puncak klasemen kini menguap hanya tinggal lima. Marjin lima poin ini pun semu, karena City masih menyisakan dua laga lebih banyak dibandingkan Arsenal. Dengan perkiraan the Citizens bisa mengamankan dua laga sisa ini, Arsenal bakal tergusur dari puncak klasemen, cepat atau lambat.
Sejak Arsenal mempertahankan performa paten selama berbulan-bulan, masih ada yang meragukan the Gunners bakal bisa meruntuhkan dominiasi City musim ini. Banyak alasan yang bisa dikedepankan. Pengalaman skuad muda Arsenal untuk mengatasi tekanan dalam maraton panjang di liga, dengan jarak tipis, belum ada. Adapun City jauh unggul dalam hal ini. Terbukti dengan empat gelar dalam lima musim terakhir yang diraih the Citizens.
Musim lalu jadi bukti ketangguhan mental City dalam bertarung hingga laga penghabisan. Skuad asuhan Pep Guardiola menjuarai liga dengan keunggulan hanya satu angka dari Liverpool di posisi kedua. Meski terus ditempel ketat oleh the Reds, Kevin de Bruyne dkk tidak membiarkan poin berceceran di tengah jalan hingga menyentuh garis finis.
Pemandangan serupa ditunjukkan Arsenal musim ini. Saat memasuki masa-masa krusial, tim asuhan Mikel Arteta malah kehilangan enam poin beruntun. Dua kali dalam posisi unggul dua gol, sementara sekali ketika mengejar setelah tertinggal dua gol.
Selain persoalan mental, tren buruk Arsenal ini juga dipengaruhi oleh tidak dalamnya roster mereka dibandingkan City. Ketika kehilangan William Alain Andre Gabriel Saliba yang cedera, gawang Arsenal jadi lebih mudah ditembus. Gabriel tak punya teman sehati untuk menghalau bahaya dari kotak 16 Arsenal.
Saliba mengalami cedera punggung saat Arsenal kalah dari Sporting Lisbon di Liga Europa beberapa pada 17 Maret 2023 lalu. Sejak saat itu, Saliba harus menepi untuk menjalani perawatan. Saliba masih cedera. Kondisi teranyar Arsenal ini seperti membenarkan prediksi pihak-pihak yang meragukan mereka.
Walau demikian, bukan berarti peluang Arsenal untuk juara lantas padam. Mereka masih bisa menentukan sendiri nasib tanpa perlu bergantung dari laga sisa City. Para penggawa harus step up dalam enam laga terakhir kompetisi untuk mengemas poin penuh, termasuk mengamankan duel "final" kontra Manchester City tengah pekan ini.
Stadion Etihad akan menjadi sorotan tidak hanya di Inggris, melainkan juga dunia pada Kamis (27/4/2023) dini hari nanti. Para penggemar Liga Primer Inggris akan menantikan sajian laga tingkat tinggi yang kemungkinan besar akan menentukan siapa yang finis di puncak klasemen musim ini.
Andai City menang, Erling Haaland dkk hampir pasti akan menjadi juara musim ini, walau masih mungkin bagi Arsenal mengharapkan the Citizens tersandung pada laga sisa. Sebab, City masih berlaga di final Piala FA dan dua pertandingan semifinal yang keras melawan Real Madrid. Hanya, kedalaman roster City menjadi keuntungan besar. Guardiola bisa dengan mudah merotasi tim, termasuk memainkan pemain mudanya agar para pemain utama bisa beritirahat. Untuk yang satu ini, Guardiola jagonya. Dengan pakem permainan yang sudah terbentuk dengan solid, semua pemain tampak mudah menyatu ke dalam permainan kolektif tim yang dibarengi skill individual tinggi.
Tambahan, sepanjang musim ini Guardiola sepertinya lebih sering melancarkan perang psikologis. Masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ia memilih menyanjung lawan dan "merendahkan" timnya. Tak sekali dua ia memuji-muji Arsenal. Pelatih asal Katalunya ini pernah menegaskan, pengalaman City memenangi persaingan juara liga sebelumnya tak ada pengaruhnya dalam perburuan gelar musim ini. Pernyataan yang jelas omong kosong.
Ia juga berkali-kali menyampaikan kondisinya pincang dan kelelahan, tapi ujungnya tetap saja meraih kemenangan. Yang paling baru, Guardiola mengaku timnya kelelahan menghadapi Sheffield United di semifinal Piala FA, akhir pekan lalu.
"Tim kelelahan, jadi saya tidak tahu bagaimana kami akan memulihkan diri untuk bermain melawan Sheffield karena kami bermain pada Sabtu. Ini sangat menuntut, jadi saya tidak tahu bagaimana kami akan tiba karena sekarang adalah momen yang sulit untuk pertandingan pada Sabtu," kata Guardiola selepas menyingkirkan Bayern Munchen di Liga Champions tengah pekan lalu.
Namun kita tahu cerita akhirnya. City mempermak Sheffiled 3-0 untuk menghadapi Manchester United di final Piala FA. Guardiola mengubah separuh pemain dari tim yang menahan imbang Bayern 1-1 di Jerman, tapi tak kehilangan daya ledaknya.
City mengemas tujuh kemenangan atas Arsenal sebelum laga di Etihad nanti. Ini termasuk skor kemenangan meyakinkan 3-1 pada pertemuan pertama di markas the Gunners, Stadion Emirates.
Amunisi lengkap, kondisi tim yang prima, dan mental yang lagi bagus-bagusnya, City bakal sangat diunggulkan untuk memenangi laga ini. Saya kira, hanya pemain dan penggemar Arsenal saja yang mungkin percaya the Gunners bisa menghadirkan kejutan menaklukkan City di Etihad. Saya sendiri tak berani, walau sangat ingin melihat Arsenal menang. Hasil paling baik yang mungkin bisa didapatkan Arsenal adalah hasil imbang. Namun, namanya sepak bola tidak ada yang pasti. Lebih baik sama-sama menikmati laga sengit itu sambil menikmati kue Lebaran yang masih tersisa.