Oleh: Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah
Muhammadiyah menyambut gembira dengan sudah mulainya muncul nama-nama calon presiden untuk maju dalam pilpres 2024 yang akan dipilih oleh rakyat untuk memimpin bangsa ini lima tahun ke depan. Muhammadiyah mempersilahkan dan memberikan kebebasan kepada anggotanya untuk memilih capres yang mana yang mereka sukai dan percayai.
Tetapi yang perlu diperingatkan di sini kalau ada diantara warga muhammadiyah yang mau mendukung salah satu capres dan atau melakukan penggalangan-penggalanag kekuatan pemilih di tengah masyarakat silahkan saja. Namun, harus jangan membawa-bawa nama dan simbol-simbol muhammadiyah dalam kampanye dan pemberian dukungannya tersebut. Ini karena hal demikian jelas akan membuat posisi muhammadiyah menjadi sulit dan terkesan secara organisasi telah berpihak kepada salah satu pihak dan tidak berpihak kepada yang lain.
Hal demikian tentu jelas tidak baik bagi organisasi Muhammadiyah ke depannya karena akan membuat Muhammadiyah menjadi terlibat dalam politik praktis padahal muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis .
Dan kalau muhammadiyah berpolitik maka sebagai sebuah oranisasi Islam dan organisasi dakwah amar makruf nahi munkar, politik muhammadiyah bukanlah politik kekuasaan tapi adalah politik nilai. Yang ini artinya bagaimana caranya supaya pihak-pihak yang bersaing dalam Pilpres menjunjung tinggi dan berusaha untuk menerapkan nilai-nilai luhur yang ada dalam Pancasila dan dalam hukum dasar negara kita yaitu UUD 1945.
Untuk itu posisi muhammadiyah dalam konteks Pilpres sudah jelas di mana Muhammadiyah tidak akan terlibat dengan kegiatan dukung mendukung tentang siapa yang akan dipilih menjadi presiden.
Bahkan Muhammadiyah harus berusaha untuk menjaga kedekatan dan hubungan baik dengan semua pihak yang akan bertanding dalam pilpres yang akan datang agar negeri ini kedepan keadaannya bisa jauh lebih baik dari apa yang ada hari ini.