REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Palembang, Sumatra Selatan, selama Januari-Juni 2023 melayani ekspor jutaan ton komoditas unggulan provinsi setempat ke negara-negara ASEAN.
"Hingga Juni ini ekspor kita ke negara ASEAN secara keseluruhan total mencapai lebih dari 3.368.291 ton. Lima negara tujuan ekspor terbanyak meliputi Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Kamboja," kata Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Palembang Abdul Harris, di Palembang, Kamis.
Menurut dia, juta ton tersebut terdiri atas 10 komoditas unggulan Sumsel yang diklasifikasikan dalam kelompok hasil perkebunan, bahan baku industri, dan bahan bakar mineral.
Pihaknya mencatat untuk produk perkebunan, yakni berupa kopi, mete, dan rempah-rempah jumlahnya ada sebanyak 1.183 ton, karet sebanyak 1.183 ton dan kayu 4.292 ton. Ekspor bahan baku industri berupa bubur kertas (pulp) Selulosa berserat dan nabati ada sebanyak 15.800 ton.
Kemudian, residu sisa olahan makanan hewan 62.107 ton, bahan kimia anorganik 4.647 ton, kertas dan kertas karton dari perusahaan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) sebanyak 2.516 ton. "Ekspor bahan bakar mineral beserta produk sulingannya masih mendominasi jumlahnya mencapai sebanyak 3.209.281 ton," ucapnya.
Menurut dia, Malaysia, Filipina, menjadi negara tujuan ekspor terbesar ke-10 komoditi tersebut dengan jumlah mencapai 900 ribu ton lebih selama Januari-Juli ini. Selanjutnya diikuti Vietnam, Thailand dan Kamboja, Singapura, Myanmar dan Brunei Darussalam dengan jumlah lebih dari 400 ribu dan 5.000 ton.
Ia menyebutkan hampir tidak menemukan hambatan yang berarti dalam proses ekspor tersebut karena telah ditopang oleh keandalan pelayaran laut.
Berdasarkan data dari Kantor Kesyahbandaran Palembang per bulanya ada sebanyak 300 kapal ASEAN yang berlayar dari perairan Sumsel ke pelabuhan hub di Singapura untuk selanjutnya dikirimkan ke negara tujuan lainnya.
Pihaknya mencatat total bea masuk yang berhasil dihimpun dari aktivitas ekspor Januari - 13 Juni 2023 sebesar 53,98 persen dari target Rp 274,7 miliar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk tahun ini.