REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rendonuwu mengatakan, berdasarkan data penderita Covid-19 di Indonesia, case fatality rate terbanyak adalah lansia dan pasien komorbid. Sebab itu, pihak dia menyebut sedang merencanakan prioritas vaksinasi gratis lanjutan terhadap kelompok tersebut.
“Kami sudah putuskan bahwa itu akan diintegrasikan vaksinasi rutin dengan melihat sasaran yang akan menjadi prioritas pemerintah untuk tetap dibiayai, yaitu kelompok lansia dengan komorbid dan termasuk nakes di frontline,” kata Maxi dalam diskusi daring di Jakarta, dikutip Senin (3/7/2023).
Tak sampai di sana, usia kelompok muda yang memiliki immunocompromised disebutnya juga termasuk pada kelompok yang dibiayai. Menurut Maxi, penempatan kelompok-kelompok itu berdasarkan hasil rapat dengan para epidemiolog di beberapa kampus.
“Kami lagi merancang permenkes bagaimana mekanisme vaksinasi Covid-19,” katanya.
Dia menjelaskan, khusus lansia akan diintegrasikan dengan berbagai program layanan-layanan lansia. Sedangkan sisanya, seperti remaja dengan immunocompromised akan merujuk pada data yang sudah ada di tiap-tiap puskesmas.
Berdasarkan data vaksinasi booster hingga awal Juli ini, jumlah penduduk Indonesia yang sudah mendapat booster Covid-19 mencapai 69,05 juta dosis. Jumlah itu, setara dengan 38,03 persen dari target nasional.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, virus Covid-19 masih tetap ada dan bisa menular meski statusnya kini telah menjadi endemi. Meski demikian, dia menyebut jumlah kasus di Indonesia sejauh ini sangat terkendali walaupun tidak pernah nihil.
(Sebab itu, jika ada penularan Covid-19 dan....)