REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Puan Maharani resmi membuka sidang umum ke-44 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) yang bertempat di Hotel Fairmont, Jakarta. Dalam pidatonya, ia menyerukan pesan solidaritas dan persatuan kepada negara-negara Asia Tenggara.
Sidang umum tersebut mengangkat tema 'Responsive Parliaments for a Stable and Prosperous ASEAN'. AIPA, jelas Puan, harus dapat menemukan titik temu komitmen bersama di tengah perbedaan antar negara-negara Asia Tenggara.
Sidang Umum ke-44 AIPA juga dinilai perlu mendukung persatuan ASEAN di tengah berbagai tantangan dan permasalahan dunia. Forum tahun ini menjadi kesempatan bagi parlemen se-Asia Tenggara untuk dapat memperkuat komitmen dalam merespon berbagai tantangan dan permasalahan global dan regional.
"Stabilitas merupakan prasyarat bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. ASEAN yang damai, stabil, dan sejahtera akan berkontribusi bagi stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global," ujar Puan dalam pidatonya, Senin (7/8/2023).
Persatuan dan kerja sama berperan penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi ASEAN sebagai satu kesatuan kawasan. Karena itu, AIPA akan terus melanjutkan, memperkuat, dan mempertajam komitmen untuk memastikan kawasan Asia Tenggara yang kondusif, damai, stabil, dan sejahtera.
Tema sidang umum AIPA tahun ini juga selaras dengan tema keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN ke-42, yakni ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’. Di mana tema tersebut menekankan pentingnya ASEAN sebagai jangkar stabilitas dunia dari perspektif politik-keamanan, dan pusat pertumbuhan dari perspektif ekonomi.
Saat ini, DPR melihat bahwa dinamika perkembangan geopolitik di masa depan akan semakin kompleks. Untuk menghadapi hal ini, ia mengajak ASEAN lebih solid, mencari persamaan dan berupaya memperkecil perbedaan.
"Marilah kita bekerja bersama menjaga Asia Tenggara yang kondusif untuk mewujudkan kehidupan masyarakatnya yang tentram, maju, dan sejahtera. ASEAN kuat, karena bersatu, ASEAN bersatu, karena kuat," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.
Kecuali Myanmar, sidang umum ke-44 AIPA ini dihadiri oleh sembilan parlemen dari seluruh negara-negara anggota AIPA, yakni Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Hadir pula 18 dari 20 negara peninjau atau observer.