Kamis 31 Aug 2023 04:33 WIB

Limbah Nuklir Fukushima di Samudera Pasifik, Perlukah Indonesia Khawatir?

Indonesia harus monitoring kondisi perairan laut secara berkala.

 Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima , Jepang. Ilustrasii.
Foto: EPA-EFE/JIJI PRESS JAPAN
Pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima , Jepang. Ilustrasii.

Oleh: Dr. Ir. Mokhamad Dahri Iskandar, Dosen pada Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Fakultas Ilmu Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Bogor. 

Baru-baru ini dunia dgemparkan dengan aktivitas Pemerintah Jepang yang membuang limbah nuklir dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak di Fukushima ke Samudera Pasifik. Lebih dari satu juta metrik ton air radioaktif yang telah diolah dari PLTN dialirkan ke laut Pasifik. Ini disebut-sebut merupakan proses yang akan memakan waktu puluhan tahun untuk diselesaikan.

Pihak Pemerintah Jepang dan organisasi ilmiah mengatakan limbah tersebut aman setelah disaring untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, isotop radioaktif hidrogen. Namun sebaliknya, justru banyak pihak yang merasa khawatir dengan limbah tritium karena dikhawatirkan dapat merusak lingkungan.

Kondisi ini telah telah memicu protes di Jepang dan negara-negara tetangga, khususnya Cina, yang melarang impor produk akuatik dari Jepang. Dampak tritium terhadap manusia, terutama berkaitan dengan potensi paparan radiasi.

Paparan radiasi tritium dapat terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman ataupun kontak langsung kepada sumber tritium.

Baca selengkapnya tulisan di halaman selanjutnya...

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement