Oleh : Qommarria Rostanti, Redakur Gaya Hidup Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, Cinta seharusnya menjadi perasaan yang indah dan membahagiakan. Sayangnya, ini tidak dirasakan oleh pelaku dan korban love scamming.
Sebelum membahas lebih jauh tentang love scamming, barang kali ada pembaca yang belum mengetahui apa itu love scamming. love scamming mengacu pada jenis penipuan daring, di mana pelaku membuat persona palsu untuk memanipulasi atau menipu korbannya.
Tipuan yang dibuat berkedok asmara, di mana pelaku membuat korbannya jatuh cinta. Setelah pelaku mendapatkan kepercayaan dan kasih sayang korban, mereka menggunakan berbagai taktik untuk mendapatkan uang atau informasi berharga lainnya dari korban.
Salah satu kasus terbaru yaitu yang terjadi di Batam. Polisi setempat menangkap 42 orang Warga Negara (WN) Cina di Pulau Kasu, Kota Batam. Mereka diduga jaringan love scamming yang sebelumnya digerebek.
Dari 42 orang yang diamankan, 34 di antaranya laki-laki dan 8 delapan orang berjenis kelamin perempuan. Para WNA Cina itu berencana menyeberang ke Malaysia untuk kabur. Sebelumnya, polisi menangkap 88 WN Cina. Puluhan WN China itu melakukan video call sex (VCS) dengan para korbannya. Hasil video call tersebut digunakan untuk memeras korban.
Menurut Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Eni Widiyanti, di Indonesia kasus love scamming menimbulkan banyak korban, hingga menyebabkan kerugian materil maupun immateril, terutama lebih banyak korbannya adalah perempuan.
Kejahatan love scamming juga banyak menyasar perempuan pekerja migran. Pada April lalu, Konsulat Jenderal RI di Hong Kong sampai mengeluarkan peringatan agar kalangan pekerja migran Indonesia (PMI) selalu waspada terhadap love scamming.
Kala itu, Konsul Jenderal RI di Hong Kong Ricky Suhendar mengatakan, kejahatan berkedok asmara merajalela di sana. Tak sedikit pelaku yang menjadikan pekerja migran Indonesia di Hong Kong menjadi korban. Modusnya, pelaku membujuk dan merayu korban, mulai dari menjalin hubungan dekat, meminjam uang, hingga memberikan harapan segera menikah.
Orang-orang yang mudah menjadi korban love scamming biasanya yang mengalami kesepian. Seseorang yang merasa kesepian atau mencari hubungan cinta dan keintiman dapat menjadi target yang mudah bagi pelaku penipuan berkedok asmara.
Orang yang kurang berpengalaman dalam berinteraksi secara online atau yang tidak terbiasa dengan risiko penipuan onlin/ juga dapat lebih mudah terjebak dalam love scamming. Selain itu, kejahatan ini pun dengan mudah menyasar orang yang sangat bergantung pada hubungan atau yang sangat emosional dalam menjalani hubungan online. Beberapa kelompok usia tertentu, seperti orang yang lebih tua, mungkin lebih rentan karena kurangnya pengalaman dalam berinteraksi secara online dan kurangnya pengetahuan tentang jenis penipuan yang ada.
Menjadi korban love scamming bukan kesalahan Anda. Pasalnya pelaku penipuan ini sering kali sangat terampil memanipulasi emosi korban dan menciptakan cerita palsu. Pelaku love scamming bisa sangat manipulatif dan meyakinkan, memangsa emosi dan kerentanan target mereka.
Meski begitu, Anda tetap perlu berhati-hati, terutama ketika berkenalan dengan seseorang melalui secara online. Pelaku love scamming yang sedang mencari mangsa biasanya akan menyapa dengan berbagai kalimat manis, berharap untuk direspons oleh calon korban. Selain itu, biasanya persona yang mereka bangun di medsos begitu “sempurna”.
Mereka kerap mengaku memiliki pekerjaan bonafide agar dianggap keren oleh calon korban seperti pilot, pengusaha, intelektual, pelaut, hingga abdi negara. Mereka biasanya mencatut foto orang lain, seolah-olah itu dirinya.
Di sinilah pentingnya wanita berpikir kritis. Jangan hanya karena satu atau dua kata seperti “Halo Dek”, “Hai cantik”, atau kata-kata khas “buaya” lainnya, langsung baper (terbawa perasaan). Jangan terbuai dengan foto-foto dan kehidupan “sempurna” yang mereka unggah di medsos, karena itu adalah palsu.
Apa yang ditampilkan love scamming terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Penipu sering kali menampilkan diri mereka sebagai individu yang sangat menarik, sukses, dan menawan untuk menarik korbannya. Mereka mungkin juga menyatakan cinta dan kasih sayang sejak awal-awal berkenalan.
Setelah korban masuk dalam perangkap, pelaku love scamming kemudian mengemukakan 1001 alasan agar mendapatkan uang dari korbannya, seperti keadaan darurat medis, biaya perjalanan, atau peluang investasi. Tak jarang juga, mereka memeras setelah berhasil mengajak korban melakukan love scamming. Jika tidak diberi uang, pelaku mengancam akan menyebarkan video korban.
Untuk mencegah diri dari love scamming, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, pelajari tanda-tanda umum penipuan online dan bagaimana cara mengidentifikasinya. Jika ada kecurigaan atau ada tanda-tanda bahwa sesuatu tidak benar dalam hubungan online Anda, waspadalah dan selidiki lebih lanjut.
Kedua, jangan percaya begitu saja. Tetap waspada saat berkomunikasi dengan orang yang belum Anda kenal secara pribadi, terutama jika mereka meminta uang atau informasi pribadi. Berbicaralah dengan teman atau keluarga tentang hubungan online Anda. Sering kali, pandangan orang lain dapat membantu Anda melihat lebih jelas.
Ketiga, hentikan komunikasi. Jika curiga orang yang Anda kenal secara online merupakan pelaku love scamming, sebaiknya hentikan komunikasi sekarang juga. Blokir segala sarana komunikasi.
Jika sudah merasa dirugikan, bisa melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwenang. Jangan lupa, simpan semua bukti komunikasi dengan pelaku penipuan, termasuk pesan teks, email, atau dokumen apa pun yang dapat mendukung kasus Anda. Penipuan cinta dapat menimbulkan konsekuensi finansial dan emosional yang buruk, jadi penting untuk tetap waspada dan berhati-hati saat menjalin hubungan online.