Selasa 26 Sep 2023 10:03 WIB

Ganjar, Prabowo, Anies: Sengkarut Gagasan Poros Koalisi dan Negosiasi Politik

Bukan elektabilitas, Gagasan seharusnya kini jadi bahan dikedepankan dalam Pilpres

Memasukan kartu pilihan di kotak suara. (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Memasukan kartu pilihan di kotak suara. (ilustrasi).

Oleh: Dr Verdy Firmantoro, Pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya; Peneliti di Pusat Studi Peradaban; dan Analis Komunikasi Politik Indopol

Dinamika pembentukan poros koalisi menemui babak baru jelang Pilpres 2024 yang semakin dekat. Asumsi tiga poros koalisi masih mendominasi wacana publik, meskipun potensi dua poros masih memungkinkan terjadi. Otak-atik strategi dari parpol pengusung dan negosiasi politik di level elite masih belum tuntas.

Sederet nama mulai dari Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan mengisi papan atas tren popularitas dan elektabilitas. Rumus sederhananya, tiga bakal kandidat itu yang merepresentasikan pembentukan poros koalisi.

Sementara itu, dalam kalkulasi politik praktis, adanya kandidat hanya salah satu variabel yang selebihnya ditentukan oleh para king maker. Para penentu itu bisa jadi figur yang elektabilitasnya tidak begitu menonjol di mata publik, tetapi mereka pemilik tiket kandidasi.

Lantas, pertanyaanya dalam proses negosiasi itu sebenarnya siapa yang akan dimenangkan? Harapan publik, partai atau segelintir elite yang punya kuasa lebih mengatur sirkulasi demokrasi?

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement