Sabtu 30 Sep 2023 13:41 WIB

Sektor Pariwisata Terpengaruh Perubahan Iklim

Wisatawan diharap punya tanggungjawab meminimalisir dampak perubahan iklim itu.

Sejumlah wisatawan mengabadikan gambar Gunung Bromo dari Puncak Seruni Point di Probolinggo, Jawa timur, Selasa (19/9/2023).
Foto: Antara/Irfan Sumanjaya
Sejumlah wisatawan mengabadikan gambar Gunung Bromo dari Puncak Seruni Point di Probolinggo, Jawa timur, Selasa (19/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Impact Manager Jejakin (platform pengelolaan karbon), Fachri N Syahrullah, mengatakan, pariwisata sangat terpengaruh oleh perubahan iklim sehingga wisatawan diharapkan memiliki rasa tanggungjawab dalam meminimalisir dampak perubahan iklim tersebut.

"Sektor pariwisata sangat terpengaruh oleh perubahan Iklim," katanya dalam acara diskusi Program Ramah Iklim dan Aksi Hijau Dalam Rangka Hari Pariwisata Dunia Tahun 2023 "Ekosistem Kepariwisataan dan Marine Safety" di Belitung, belum lama ini.

Baca Juga

Menurut dia, dampak perubahan iklim bagi pariwisata di antaranya adalah kondisi cuaca yang kacau, rusaknya lingkungan fisik, hilangnya daya tarik wisata, dan naiknya permukaan laut.

Rusaknya lingkungan fisik seperti banjir di destinasi wisata, tanah longsor, kebakaran hutan, hingga kekeringan. Kondisi cuaca yang kacau atau tidak menentu juga bisa mengacaukan perjalanan wisata.

"Misalnya saat musim penghujan akan mengurangi kunjungan wisatawan ke destinasi," katanya.

Namun, lanjut dia, sektor pariwisata yang tidak berkelanjutan juga berkontribusi terhadap peningkatan perubahan iklim. Aktivitas kepariwisataan bertanggungjawab atas delapan persen emisi karbon dunia.

Ia menyebutkan, emisi karbon tersebut dihasilkan oleh transportasi, akomodasi, dan makanan. Seluruh aktivitas menghasilkan karbon. "Kita berkontribusi dalam peningkatan suhu global dan perubahan iklim," katanya.

Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah upaya untuk menekan emisi karbon dari aktivitas kepariwisataan. Dikatakannya, salah satu cara untuk mengimbangi emisi karbon yang dikeluarkan dari aktivitas kepariwisataan adalah menanam pohon.

"Kita harus mengimbangi emisi yang dikeluarkan dengan aksi lingkungan salah satunya adalah penanaman pohon," ujarnya. 

Ia menambahkan, selanjutnya diperlukan upaya pemanfaatan sumberdaya secara optimal dan berkelanjutan, sosial budaya masyarakat, dan memberikan dampak positif bagi sosial ekonomi masyarakat, dan lingkungan. Sehingga kita perlu menghitung kembali berapa karbon yang dikeluarkan sehingga kita punya aksi dan berkontribusi dalam penurunan emisi global.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement