REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Bali Ida Bagus Setiawan mengatakan temuan potensi sumber daya gas yang terletak di perairan utara Pulau Bali saat ini sedang dieksplorasi. “Potensi itu informasi dari pusat Dirjen Migas, jadi pada saat ini sedang dilakukan eksplorasi dan pemenang wilayah kerja itu BP (perusahaan migas asal Inggris), artinya Pemprov Bali pada posisi menunggu hasil eksplorasi karena itu ada tahapannya,” kata Ida Bagus saat ditemui di Kabupaten Badung, Selasa (10/10/2023).
Setelah Kementerian ESDM menyatakan ada potensi harta karun gas yang diduga potensinya 4-5 triliun kaki kubik (Tcf) itu, Pemprov Bali kemudian melakukan koordinasi dan konsultasi, selanjutnya tahapan kontrak sehingga BP dapat bekerja melanjutkan eksplorasi di perairan tersebut.
“Kita tunggu, dalam artian positif apabila potensi itu memang nantinya ditemukan cadangan tentunya Pemerintah Daerah Bali berharap berkeinginan pemeran utamanya adalah Bali, karena akan memberi dampak signifikan terhadap daerah,” ujar Setiawan.
Kepala Disnaker ESDM Bali itu tak ingin berandai-andai soal besaran sumber daya gas yang ditemukan nantinya, saat ini pihaknya masih fokus untuk membantu proses dan menyediakan hal-hal yang diperlukan untuk menggali potensi ini. Nantinya, jika sumber daya gas di perairan utara Bali itu benar ada dengan jumlah besar maka tentu akan diberdayakan, kata dia lagi, apalagi bagi Bali ini merupakan temuan pertama kali lantaran Bali hanya memiliki sumber pasir batu di daratan.
“Sementara kalau Bali di daratan tidak ada mineral adanya pasir batu, kalau kaitannya dengan mineral ini mungkin awal kalau secara geografis Indonesia memang potensi sumber daya mineralnya ada cuma besaran dan sebarannya yang perlu dilakukan studi lebih rinci,” ujar Setiawan.
Sebelumnya mengenai potensi sumber daya gas ini telah disampaikan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji, pada Selasa lalu, menurutnya temuannya cukup besar. Besarannya diduga hampir sama dengan potensi di Blok North Ganal oleh Eni dan Blok Andaman II oleh Harbour Energy, ini sudah dilakukan studi sejak lama dan potensinya harus dibor, karena menurutnya kemungkinan untuk ada jebakan juga tidak kecil.