Kamis 12 Oct 2023 18:05 WIB

Jika Perubahan Iklim Terus Berlanjut, India akan Terkena Dampak Terparah Gelombang Panas

Saat ini, kota-kota di India sudah terkena dampak parah dari gelombang panas.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Lalu lintas terlihat di jalan raya di Mumbai, India. Perubahan iklim membuat India menjadi negara yang terdampak parah dari gelombang panas.
Foto: AP/Rafiq Maqbool
Lalu lintas terlihat di jalan raya di Mumbai, India. Perubahan iklim membuat India menjadi negara yang terdampak parah dari gelombang panas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa jika perubahan iklim terus berlanjut, maka Bumi akan menjadi sangat panas pada tahun 2100. Panas yang ekstrim ini dapat menyebabkan serangan jantung dan heat stroke di daerah-daerah yang padat penduduknya seperti India dan lembah Indus.

Jika dunia menjadi 2 derajat celcius lebih panas dari tingkat pra-industri, sekitar 2,2 miliar orang di Lembah Sungai Indus di India dan Pakistan mungkin harus berurusan dengan musim panas yang sangat panjang dan sangat panas yang mungkin terlalu berat untuk ditangani oleh manusia.

Baca Juga

Studi yang muncul dalam jurnal terkemuka bernama Proceedings of the National Academy of Sciences ini menunjukkan bahwa jika cuaca semakin panas, maka tempat-tempat di India utara, Pakistan timur, Cina timur, dan Afrika Sub-Sahara akan mengalami gelombang panas yang sangat lembab.

“Kota-kota seperti Delhi, Kolkata, Shanghai, Multan, Nanjing dan Wuhan akan terkena dampak paling parah dari gelombang panas tahunan ini,” kata studi tersebut seperti dilansir Mashable, Kamis (12/10/2023).

Gelombang panas dengan kelembaban yang lebih tinggi dapat menjadi sangat berbahaya karena udara tidak dapat menyerap kelembaban ekstra dengan baik. Hal ini membuat kita lebih sulit untuk mendinginkan diri dengan berkeringat, dan dapat mengacaukan kemampuan kita untuk mendinginkan diri.

Tempat-tempat yang rentan itu sering kali ditempati orang kelompok masyarakat yang kurang mampu, sehingga mereka mungkin tidak memiliki cara yang baik untuk tetap sejuk atau mengatasi masalah kesehatan dari cuaca yang sangat panas.

Suhu bumi secara keseluruhan telah meningkat sekitar 1,15 derajat Celcius, dan ini terutama disebabkan oleh karbon dioksida ekstra yang dilepaskan ke udara oleh negara-negara maju sejak dimulainya Revolusi Industri. 

Manusia dapat mengatasi kondisi panas dan lembab tertentu, tetapi ketika batas-batas tersebut melampaui batas, mereka menjadi berisiko mengalami masalah kesehatan yang berhubungan dengan panas seperti heatstrokes atau serangan jantung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement