Jumat 13 Oct 2023 18:45 WIB

Pembangkit Listrik Tenaga Surya Luar Angkasa Milik Inggris akan Mengorbit di 2035

Tenaga surya listrik luar angkasa berkontribusi pada pasokan Inggris di masa depan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Fasilitas tenaga surya luar angkasa milik Inggris akan bekerja dengan cara yang sama seperti sinyal ponsel.
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
Fasilitas tenaga surya luar angkasa milik Inggris akan bekerja dengan cara yang sama seperti sinyal ponsel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah pembangkit listrik tenaga surya yang dirancang untuk mengorbit di atas Bumi dapat beroperasi pada tahun 2035. Perusahaan teknologi Space Solar yang berbasis di Oxfordshire, Inggris, mengatakan bahwa proyek ini dapat berkontribusi pada pasokan energi Inggris di masa depan.

Solar space farm atau fasilitas tenaga surya luar angkasa bertenaga surya memiliki panjang 2 kilometer, dan akan mengirimkan energi ke receiver di Bumi dengan cara yang sama seperti sinyal ponsel. Perusahaan ini mengatakan bahwa teknologi tenaga surya luar angkasa akan menghasilkan lebih banyak energi terbarukan daripada energi yang dihasilkan di bumi.

Baca Juga

Terobosan baru ini terdiri atas panel-panel surya raksasa yang mengorbit di atas bumi. Para penemu telah beralih ke langit sebagai batas energi bersih berikutnya, karena intensitas sinar matahari yang dapat 'dipanen' di luar angkasa sangat berlimpah.

Di luar angkasa, sinar matahari sekitar sepuluh kali lebih kuat daripada di Bumi dan dapat ditangkap selama 24 jam sehari, bukan hanya pada siang hari. Oktober lalu, Badan Antariksa Eropa (ESA) mengumumkan rencananya untuk membangun fasilitas tenaga surya luar angkasa yang akan melayang 36 ribu kilometer di atas Bumi.

"Proyek semacam ini akan memastikan bahwa Eropa menjadi pemain kunci dan berpotensi menjadi pemimpin di ranah internasional dalam menuju solusi energi bersih yang terukur untuk mengurangi perubahan iklim," kata ESA dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Euro News, Jumat (13/10/2023).

Perusahaan teknologi Space Solar mengatakan bahwa fasilitas tenaga surya luar angkasa dapat beroperasi pada tahun 2035. Teknologi ini dapat menjadi sumber tenaga listrik yang penting bagi Inggris karena menggunakan setengah dari luas lahan pembangkit listrik tenaga surya di darat, dan sepersepuluh dari luas lahan pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai, serta menghasilkan energi terbarukan 13 kali lebih banyak.

"Tenaga surya berbasis ruang angkasa telah lama dianggap sebagai sumber energi bersih yang paling utama. Kami benar-benar akan dapat membuat dampak material pada nol nol dan masa depan yang cerah untuk planet ini,” kata Sam Alden dari Space Solar.

Space Solar bertujuan untuk menyediakan 20 persen pasokan energi Bumi dengan menggunakan 600 satelit.

Sementara itu, pemerintah Inggris telah mengalokasikan dana sebesar 6 juta poundsterling (sekitar Rp 115 miliar) untuk proyek penelitian tenaga surya luar angkasa di Inggris dan 5 juta poundsterling (sekitar Rp 95 miliar) untuk proyek internasional yang disebut CASSIOPeiA yang mempelajari tenaga surya berbasis luar angkasa.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement