Selasa 17 Oct 2023 13:47 WIB

El Nino Lebih Ekstrem Diprediksi akan Terjadi pada Maret-Mei 2024

El Nino memiliki konsekuensi luas bagi produksi pangan hingga ketersediaan air.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Ilmuwan memprediksi El Nino yang kuat akan kembali terjadi pada Maret-Mei 2024.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Ilmuwan memprediksi El Nino yang kuat akan kembali terjadi pada Maret-Mei 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) memprediksi bahwa belahan Bumi utara kemungkinan akan mengalami El Nino yang kuat pada Maret-Mei 2024, dengan peluang 1 banding 3 untuk kejadian cuaca yang sangat kuat secara historis.

El Nino, pemanasan air di Samudra Pasifik dekat Amerika Selatan, sangat memengaruhi peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia. El Nino memiliki konsekuensi yang luas bagi produksi pangan, ketersediaan air, dan kesejahteraan manusia serta ekosistem.

Baca Juga

Kemungkinan terjadinya El Nino yang kuat tahun depan mencapai 75-80 persen, yang mengindikasikan bahwa suhu permukaan laut di ekuator dapat mencapai setidaknya 1,5 derajat Celsius lebih tinggi dari rata-rata. Ada juga kemungkinan 30 persen bahwa suhu dapat melebihi 2 persen Celsius menyerupai peristiwa El Nino kuat yang terjadi pada 1997-98 dan 2015-2016, yang menyebabkan suhu ekstrem, kekeringan, dan banjir di seluruh dunia.

Di Amerika Utara, El Nino yang kuat biasanya berkorelasi dengan kondisi yang lebih kering dan lebih hangat di wilayah utara. Sementara itu, wilayah selatan Amerika Serikat mengalami cuaca yang lebih basah dan suhu yang sedikit di bawah rata-rata di musim dingin.

Adapun untuk India, El Nino sering dikaitkan dengan melemahnya angin muson dan cuaca kering, yang berpotensi mengakibatkan berkurangnya curah hujan selama musim hujan. Dilansir Times Now News, Selasa (16/10/2023), prospek dari ‘El Nino Super’ menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya pola cuaca di India, yang mengarah pada kejadian-kejadian cuaca ekstrim, termasuk hujan lebat, banjir, dan musim kemarau yang berkepanjangan.

Telah diamati bahwa dampak El Nino secara umum kurang terasa di India bagian selatan dibandingkan dengan wilayah utara. Secara historis, sebagian dari tahun-tahun El Nino telah menyebabkan kekeringan selama musim hujan, dengan curah hujan di seluruh India jatuh di bawah 90 persen dari rata-rata periode panjang.

Intensitas dari fenomena cuaca ini bergantung pada kondisi samudra dan atmosfer yang kompleks dan NOAA berencana untuk memperbarui prediksinya pada November berdasarkan data terbaru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement