Kamis 26 Oct 2023 22:26 WIB

Penelitian Temukan Adanya Korelasi Antara Iklim dan Populasi Manusia

Populasi manusia dari waktu ke waktu dikaitkan dengan efek perubahan iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Penelitian menunjukan bahwa setidaknya beberapa tren populasi manusia dari waktu ke waktu dikaitkan dengan efek perubahan iklim.
Foto: www.freepik.com
Penelitian menunjukan bahwa setidaknya beberapa tren populasi manusia dari waktu ke waktu dikaitkan dengan efek perubahan iklim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi menemukan bahwa perubahan iklim kemungkinan besar berdampak pada populasi manusia pada zaman Neolitikum dan zaman perunggu. Studi ini dilakukan oleh Ralph Großmann dari Kiel University diterbitkan di PLOS ONE.

Catatan arkeologi adalah sumber daya yang berharga untuk mengeksplorasi hubungan antara manusia dan lingkungan, terutama bagaimana keduanya saling memengaruhi. Dalam studi ini, para ilmuwan meneliti wilayah Eropa Tengah yang kaya akan peninggalan arkeologi dan sumber data iklim geologis, untuk mengidentifikasi korelasi antara tren populasi manusia dan perubahan iklim.

Baca Juga

Tiga wilayah yang diteliti adalah wilayah Circumharz di Jerman bagian tengah, Republik Ceko/Austria bagian bawah, dan Northern Alpine Foreland di Jerman bagian selatan.

Para peneliti mengumpulkan lebih dari 3.400 radiocarbon dates yang telah dipublikasikan dari situs-situs arkeologi di wilayah-wilayah tersebut untuk dijadikan indikator populasi kuno. Data iklim berasal dari formasi gua yang memberikan data dan informasi lebih dalam tentang kondisi iklim purba. Data ini mencakup 3550-1550 SM, dari Zaman Neolitikum Akhir hingga Zaman Perunggu Awal.

Penelitian ini menemukan korelasi penting antara iklim dan populasi manusia. Selama masa hangat dan basah, populasi cenderung meningkat, kemungkinan didukung oleh hasil panen dan ekonomi yang lebih baik.

Sementara itu, selama musim dingin dan kering, populasi sering menurun, terkadang mengalami pergeseran budaya yang besar dengan potensi bukti meningkatnya ketidaksetaraan sosial, seperti munculnya pemakaman pangeran (princely burial) di wilayah Circumharz.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setidaknya beberapa tren populasi manusia dari waktu ke waktu dapat dikaitkan dengan efek perubahan iklim. Para penulis mengakui bahwa data ini rentan terhadap skewness (ketidaksimetrisan data) karena keterbatasan catatan arkeologi di wilayah ini.

Karena itulah peneliti mendorong penelitian lanjutan untuk memperkaya data yang ada, guna mendukung hasil studi. Jenis penelitian ini sangat penting untuk memahami keterkaitan manusia dengan lingkungan dan dampak perubahan iklim terhadap budaya manusia.

"Antara 5.500 dan 3.500 tahun yang lalu, iklim merupakan faktor utama dalam perkembangan populasi di wilayah sekitar Pegunungan Harz, di pedalaman Alpen utara, dan di wilayah yang sekarang menjadi Republik Ceko dan Austria. Namun, tidak hanya jumlah penduduk, tetapi juga struktur sosial berubah seiring dengan fluktuasi iklim,” kata Ralph Großmann seperti dilansir Phys, Kamis (26/10/2023).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement