Jumat 27 Oct 2023 10:31 WIB

Melalui Green Bond, BNI Reduksi 230 Ribu Ton Emisi Karbon per Tahun

Green bond yang diterbitkan tersebut telah berdampak positif pada penurunan emisi.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menghadiri BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Foto: Republika/Iit Septyaningsih
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menghadiri BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Rabu (25/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI proaktif dalam mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan ekosistem ekonomi hijau Indonesia. Hal ini terlihat dari green bond yang sudah dikeluarkan oleh perseroan yang mencapai lebih dari Rp 5 triliun.

Green bond yang diterbitkan tersebut telah berdampak positif pada penurunan produksi emisi BNI. Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan dengan menerbitkan green bond, perseroan dapat melakukan reduksi emisi.

“Kami cukup berbangga karena dengan green bond, total reduksi emisi kami mencapai lebih dari 230 ribu ton karbon per tahun. Kami juga bisa memperbaiki sekitar 314 ribu hektare dalam forest concession project,” ungkap David dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023.

Lebih lanjut, menurut David, penguatan green portofolio seperti ini akan terus didorong sehingga mempercepat terciptanya ekosistem ekonomi hijau di Indonesia. Bahkan, pemerintah menyiapkan berbagai insentif bagi perusahaan sehingga menambah gairah pengurangan emisi di Indonesia.

BNI pun berupaya proaktif mengajak perusahaan mitra untuk mengimplementasikan praktik ekonomi hijau melalui pembiayaan dari hasil emisi green bond. Di samping pembiayaan, BNI juga memberikan target kepada nasabah untuk implementasi pengelolaan limbah, operasional dan lainnya yang mengarah pada reduksi emisi.

"Apabila mereka dapat mencapai target tersebut, kita berikan insentif dari sisi pricing misalnya bunganya lebih rendah,” kata David.

David menambahkan perseroan meyakini ekonomi hijau akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Menurut studi, PDB Indonesia akan naik sekitar enam persen  dan lapangan pekerjaan baru tercipta tambahan 15 persen sampai 2045.

"Makanya ini akan baik sekali dan perlu dukungan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement