Jumat 27 Oct 2023 18:21 WIB

Banyak Investor Tarik Dana Investasi ESG, Apa Penyebabnya?

Setidaknya 2,7 miliar dolar AS dari dana ESG di AS ditarik para investor.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Banyak para investor di AS yang menarik dana investasi terkait ESG.
Foto: www.freepik.com
Banyak para investor di AS yang menarik dana investasi terkait ESG.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah riset terbaru mengungkap bahwa para investor semakin menarik diri dari dana investasi yang berfokus pada isu lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) selama kuartal ketiga. Setidaknya 2,7 miliar dolar AS dari dana-dana ESG di Amerika telah ditarik oleh para investor, menandai arus keluar yang besar selama empat kuartal berturut-turut.

Secara global, dana berkelanjutan telah menambahkan arus masuk sebesar 13,7 miliar dolar AS pada kuartal terakhir. Angka ini merupakan setengah dari 23,6 miliar dolar AS yang ditarik pada kuartal kedua.

Baca Juga

Dua reksa dana besar yang mengalami sebagian besar penarikan dana yaitu Parnassus Core Equity Fund yang berbasis di San Francisco serta iShares ESG Aware MSCI USA ETF yang dikelola oleh BlackRock yang berbasis di New York, dan memiliki aset hampir 12 miliar dolar AS.

CEO Blackrock, Larry Fink, mengatakan bahwa saat ini pelabelan ESG seolah menjadi boomerang. Investor yang dulunya menjadi penyokong utama ESG, kini menjadi berbalik arah.

“Saya tidak lagi menggunakan kata ESG, karena kata ini telah menjadi senjata," kata Larry Fink seperti dilansir dari The Messenger, Jumat (27/10/2023).

Perusahaan juga cenderung percaya dengan 'go woke, go broke'. Ini merupakan ungkapan yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan atau organisasi akan mengalami kerugian finansial jika mengadopsi atau mendukung pandangan dan kebijakan sosial yang dianggap woke atau terlalu berorientasi pada isu-isu sosial yang kontroversial.

Atas berbagai masalah yang timbul, saat ini lebih sedikit dana investasi yang menambahkan istilah terkait ESG pada label mereka. Selain itu, semakin banyak perusahaan yang berbasis di AS yang menghapus istilah-istilah tersebut.

Tuduhan-tuduhan mengenai greenwashing dan peraturan-peraturan yang lebih ketat menambah risiko pada reksa dana yang mengiklankan tujuan-tujuan ESG.

Menurut laporan tersebut, ESG juga tampaknya mulai kehilangan dukungan seiring dengan konsolidasi perusahaan-perusahaan minyak besar. Pada Senin, Chevron mengumumkan kesepakatan senilai 53 miliar dolar AS untuk mengakuisisi Hess. Dan awal bulan ini, Exxon Mobil mengumumkan merger senilai 60 miliar dolar AS dengan Pioneer Natural Resources.

Kesepakatan-kesepakatan ini mengungkapkan rencana untuk terus memproduksi bahan bakar fosil selama beberapa dekade ke depan, yang menghambat rencana untuk menjaga suhu global agar tidak naik ke tingkat yang berbahaya.

Laporan Morningstar menunjukkan bahwa para manajer keuangan AS menutup lebih banyak dana ESG daripada yang mereka buka di kuartal ketiga. Namun, penurunan ini terjadi setelah booming dana ESG, dan ini mungkin mencerminkan pasar yang lebih luas.

“Reksa dana AS secara keseluruhan kehilangan aset sebesar 3,9 miliar dolar AS. Inflasi yang tinggi, kenaikan suku bunga, dan kekhawatiran resesi terus membebani sentimen investor," kata laporan tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement