REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pilihan gaya hidup setiap individu memainkan peran yang cukup krusial terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim. Makanan yang disantap, pakaian yang dikenakan, kendaraan yang digunakan, hingga energi listrik yang dikonsumsi setiap hari telah meninggalkan jejak karbon yang tidak sedikit.
CEO sekaligus Co-founder CarbonEthics, Bimo Soewadji, mengatakan bahwa masyarakat bisa berkontribusi dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca dengan menerapkan pilihan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan rendah karbon. Salah satu cara mudah dari aspek makanan, kata Bimo, bisa dengan mengurangi konsumsi daging.
“Karena daging itu, apalagi daging sapi, sangat tinggi emisi karbonnya. Tapi ya kita enggak perlu jadi vegan juga, cukup kurangi konsumsi daging saja, jangan sampai berlebihan,” kata Bimo saat diwawancara Republika di kantor CarbonEthics di Jakarta Selatan, Senin (6/11/2023).
Mengganti kemasan sekali pakai dengan kemasan yang bisa dipakai berulang kali, juga bisa berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Seperti diketahui, dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya kemasan sekali pakai menghasilkan emisi karbon tinggi, sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global.