Sabtu 11 Nov 2023 23:47 WIB

RI Dinilai Perlu Transisi Keuangan Berkelanjutan untuk Bangun Ekonomi Hijau

Transisi keuangan lebih dari sekadar investasi keuangan pada energi bersih.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi ekonomi hijau.
Foto: www.pixabay.com
Ilustrasi ekonomi hijau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia dinilai perlu melakukan transisi keuangan untuk dapat mewujudkan pembangunan ekonomi hijau secara berkelanjutan. Transisi keuangan tidak sebatas pada investasi dalam energi bersih dan pertanian berkelanjutan, namun juga penataan ulang sistem keuangan secara komprehensif. 

Managing Director International The Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), Mark Billington mengatakan, mendukung aksi Indonesia dalam merevolusi transisi keuangan untuk bisa mengembangkan ekonomi hijau di Tanah Air. 

Baca Juga

“Kami di ICAEW mendukung setiap anggota dan perusahaan anggota kami dalam mengelola keberlanjutan bisnis mereka, serta berbagi pengetahuan kami secara luas untuk mendorong gagasan dan inovasi untuk mewujudkan keuangan berkelanjutan,” katanya dalam keterangan resmi diterima Republika.co.id, Jumat (10/11/2023). 

Mark mengatakan, tahun lalu ICAEW memperkenalkan ICAEW Sustainability Certificate yang mengajarkan ICAEW Chartered Accountants cara menerapkan keterampilan mereka dalam transisi keuangan berkelanjutan. Pada awal tahun 2023, pihaknya juga memperkenalkan program baru untuk mengajarkan dasar-dasar keuangan keberlanjutan kepada siswa di seluruh dunia guna memperkaya pengetahuan mereka.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan, transisi keuangan lebih dari sekadar investasi keuangan pada energi bersih dan pertanian berkelanjutan. 

“Ini tentang menata ulang sistem ekonomi dan keuangan kita secara komprehensif, dan menginspirasi inovasi,” ujarnya. 

Transisi keuangan terutama ditujukan untuk dapat mendukung transisi energi sebagai salah satu upaya mencapai ekonomi hijau.  

“Ini bukan hanya sekedar jargon, yang terkesan patriotik, tapi ini adalah ajang ujian yang nyata bagi banyak diskusi, komitmen, atau bahkan pada tingkat teknis tentang bagaimana kita akan menyelesaikan isu transisi ini khususnya di sektor energi,” ujar dia. 

Pengalaman Indonesia dalam membentuk taksonomi transisi memberikan pelajaran berharga. Sri mengatakan, dengan secara eksplisit mengidentifikasi aktivitas yang berkontribusi terhadap transisi energi, Indoensia dapat menumbuhkan kepercayaan investor dan meletakkan landasan bagi pertumbuhan keuangan berkelanjutan di masa depan.

“Tantangan yang kita hadapi sangatlah besar, begitu pula peluangnya. Transisi keuangan bukan hanya tentang mitigasi perubahan iklim, tapi juga tentang membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan, berketahanan, dan adil bagi semua orang,” ujar dia. 

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Indonesia, Mahendra Siregar, mengatakan, Indonesia memiliki komitmen yang tinggi untuk menerapkan keuangan berkelanjutan dalam rangka memfasilitasi laju ekonomi yang rendah karbon. 

“Saya percaya bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan transisi secara bertahap, sekaligus beriringan untuk mempertahankan pertumbuhan dan ketahanan ekonomi yang berkelanjutan,” katanya. 

Untuk mempercepat implementasi keuangan transisi, OJK saat ini tengah menyempurnakan taksonomi hijau dengan taksonomi berkelanjutan Indonesia dengan fokus pada sektor energi dan mineral. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement