Ahad 12 Nov 2023 13:30 WIB

Emirates Sukses Terbang Perdana dengan Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Emirates menggunakan bahan bakar SAF untuk penerbangan Dubai-Sydney.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pesawat Airbus A380 milik maskapai penerbangan Emirates.
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pesawat Airbus A380 milik maskapai penerbangan Emirates.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penerbangan perdana Emirates dengan menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari Shell Aviation berhasil lepas landas dari Bandara Internasional Dubai (DXB) pada 24 Oktober lalu. Emirates menerbangkan pesawat dengan SAF menuju Sydney dengan nomor penerbangan EK 412.

Shell telah memasok 315 ribu galon campuran SAF ke pusat operasi Emirates di Dubai. Pasokan SAF pertama ini memungkinkan operasi penerbangan selama beberapa pekan terakhir. Campuran SAF yang disediakan oleh Shell ke sistem pengisian bahan bakar di bandara DXB terdiri atas 40 persen SAF murni dan 60 persen bahan bakar konvensional Jet A-1. Karakteristik kimia pada campuran ini identik dengan bahan bakar pesawat konvensional dan dapat diintegrasikan dengan lancar ke dalam infrastruktur pengisian bahan bakar bandara yang sudah ada serta ke dalam mesin seluruh armada Emirates tanpa perlu modifikasi.

Baca Juga

SAF murni diklaim dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 80 persen selama siklus hidupnya, jika dibandingkan dengan bahan bakar pesawat konvensional. Emirates juga telah melacak pengiriman, penggunaan, dan manfaat lingkungan SAF melalui Avelia, solusi pemesanan dan klaim berbasis blockchain dari Shell Aviation.

“Kami terus mengambil langkah-langkah proaktif untuk mendorong penerbangan yang lebih berkelanjutan saat ini dan di masa depan. Mengoperasikan penerbangan berkelanjutan dari pusat operasi kami di Dubai adalah salah satu inisiatif kami untuk mengurangi emisi dan membantu pelanggan kami mengurangi jejak karbon,” kata Presiden Emirates Airline, Sir Tim Clark, seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (10/11/2023).

Pada awal tahun ini, Emirates dan Shell menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) untuk mengeksplorasi bidang kerja sama dalam perjalanan berkelanjutan dan pengalaman perjalanan berbasis teknologi. Emirates dan Shell sepakat untuk bersama-sama mengevaluasi mekanisme untuk mengurangi emisi perjalanan dari perjalanan bisnis Shell, dan saat ini Emirates menggunakan platform Avelia untuk memungkinkan pelacakan secara transparan atas manfaat lingkungan hidup scope 1 dari SAF yang telah dibelinya.

Emirates dan Shell juga akan mengeksplorasi cara meningkatkan pengalaman perjalanan dengan menawarkan produk-produk yang dipersonalisasi dan relevan bagi pebisnis melalui teknologi baru, termasuk New Distribution Capabilities (NDC). Berbagai pilihan baru dalam NDC yang dikembangkan oleh Emirates memberikan kesempatan kepada Shell untuk menjadi pengguna awal teknologi ini.

“Emirates dan Shell memiliki sejarah panjang dalam menjalin kerja sama. Kami senang bisa melanjutkan perjalanan bersama ini untuk memungkinkan penggunaan SAF di Uni Emirat Arab. Pasokan SAF pertama untuk Emirates di Dubai adalah salah satu contoh pencapaian ketika berbagai komponen dari rantai nilai penerbangan bekerja bersama. Kami harap tonggak ini akan menginspirasi perkembangan lebih lanjut dalam penggunaan SAF di seluruh industri penerbangan di UEA dan wilayah yang lebih luas,” kata Jan Toschka, Presiden Shell Aviation.

Sebagai upaya berkelanjutan, tahun ini, Emirates juga mengumumkan pembentukan dana sebesar 200 juta dolar AS untuk proyek penelitian dan pengembangan yang berfokus pada mengurangi dampak bahan bakar fosil dalam penerbangan komersial. Selama tiga tahun mendatang, Emirates akan menjalin kemitraan dengan organisasi terkemuka yang fokus pada solusi teknologi bahan bakar dan energi yang mutakhir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement